About Me

Foto Saya
IMAGE KUPANG
Lihat profil lengkapku

Senin, 26 September 2011

Alarm Hati

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa tempat yang termudah untuk tetap bersikap mementingkan diri sendiri adalah di rumah? Ada dorongan untuk berbudi baik terhadap orang lain, tetapi dengan keluarga Anda sendiri, Anda tergoda untuk membiarkan diri sendiri mendapat lebih banyak hak istimewa yang serakah. “Sebelum saya menjadi Kristen, saya bersikap lebih sopan dan baik hati kepada kawan-kawan daripada kepada keluarga saya sendiri. Saya lebih menuntut dan kurang memaafkan terhadap mereka yang sangat mengasihi saya daripada terhadap orang lain. Tetapi setelah saya menjadikan Yesus sebagai Tuhan dari hidup saya, saya sadar bahwa itu semua harus berubah. Kami mulai belajar melalui Firman Tuhan betapa pentingnya keserasian di dalam keluarga kami. Kami belajar bahwa jika kami sepakat agar kuasa Allah (Matius 18:19) bekerja dalam hidup kami, maka kami tidak boleh membiarkan pertengkaran berada di rumah tangga kami.” Ujar Gloria dan suaminya dalam sebuah artikel di sebuah majalah konseling. FUNGSI ALARM HATI Alarm siaga merah seharusnya berbunyi setiap kali kita mengorbankan orang-orang yang kita kasihi demi kepentingan diri sendiri. Ini dapat terjadi saat kita sibuk berusaha menjadi terkenal, mencari uang, atau menaiki jenjang karier di perusahaan. Seorang hamba Tuhan berkata “ Tidak ada keberhasilan di dunia ini yang dapat mengimbangi kegagalan di rumah.” Pepatah berkata: “ Tempat paling gelap di mercusuar adalah di dasarnya sendiri. “ Pepatah ini kadang-kadang dapat berlaku bahkan dalam keluarga-keluarga terbaik sekalipun. Kita mungkin saja terkenal di dunia karier, pelayanan, masyarakat, atau lingkungan tetangga, tetapi tidak terkenal di rumah. Kita menggampangkan orang-orang yang paling kita sayangi, mengabaikan orangorang yang paling penting, dan membuat mereka menderita. Tanpa disadari, kita telah menjadi monster “egois” dan “terasing” di rumah kita sendiri. Ingatlah, satu tanda peringatan dini tentang kehidupan yang rumit adalah saat hubungan-hubungan terdekat mulai redup dan api kehangatan rumah tangga mulai padam. SIRENE ROH KUDUS Kita hidup dalam masyarakat yang maju pesat, dunia yang penuh persaingan keras. Namun ada sirene Roh Kudus yang bergema di dalam hati kita: Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2). Jika kita dapat mendeteksi tanda-tanda peringatan dini, kita dapat menghindari banyak kehancuran dan kesepian. Barbara Bush, seorang negarawan mengatakan: “Kesehatan negara besar ini tidak ditentukan oleh apa yang terjadi di Gedung Putih, tetapi oleh apa yang terjadi di rumah Anda.” Jadi, renungkanlah seberapa besar kita mau menyadari bahwa kita telah mengorbankan kepentingan orang-orang di keluarga kita, hubungan-hubungan terdekat kita, demi ambisi dan keegoisan kita. Kini, maukah Anda mengubahnya?
MEMERANGI SIFAT MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI 1. Ketahui sumbernya. Kita mesti memahami sumber sikap mementingkan diri sendiri kita, apakah sumbernya adalah karena kelebihan materi, sifat egois, atau karena kita terlalu banyak menerima sehingga kita menuntut semua orang memberikan yang sama. 2. Kembangkan empati. Bertanya, jika orang berada pada posisi saya, apa yang akan mereka lakukan. Pertanyaan ini bertujuan untuk menempatkan diri pada posisi orang, melihat dari kacamata orang, merasakan dari perasaan orang, sebab itulah yang telah mati dalam hidupnya. 3. Kuatkan iman. Berimanlah kepada Tuhan yang memelihara hidup kita, Dia tidak meninggalkan kita. Jadi jangan takut kehilangan, waktu kita melepaskan hak jangan takut rugi waktu kita berkorban, ada Tuhan yang melihat, ada Tuhan yang memberi berkat, ada Tuhan yang mencatat perbuatan manusia. 4. Kebaikan. Amsal 3:27, "Janganlah menahan kebaikan daripada orangorang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." Ayat ini memang sulit dikerjakan oleh orang yang suka mementingkan diri sendiri, tapi Tuhan meminta kita jangan menahan kebaikan, jangan menahan kebaikan padahal kita mampu memberikan kebaikan itu. 5. Sikap melayani. Sikap yang sama sekali tidak mementingkan diri sendiri, tetapi sebaliknya memikirkan apa yang bisa diberikan demi kebaikan orang lain. Pembantu rumah tangga mempunyai profesi melayani, tetapi belum tentu memiliki sikap melayani. Suatu perbedaan yang tampaknya kecil, tetapi berarti di mata Tuhan. Ketika Anda melayani, Anda sedang mengkontribusikan potensi Anda ke dalam visi Tuhan. Pada waktu itu, Tuhan akan memultiplikasikan potensi dan benih kebesaran itu menjadi sesuatu yang tidak pernah Anda pikirkan sebelumnya. Anda akan menjadi orang yang diberkati luar biasa. Sumber :GKPB NET

0 komentar:

Twitter

Time Kupang City

IMAGEKUPANG. Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Follow Us With Facebook

Silakan Follow ya

Pengikut

 

Postingan Populer

Copyright© 2011-2012 IMAGE KUPANG | Template Blogger Designer by : Jacky ' |
Template Name | IMAGE KUPANG : Version 0.1 | Nyonk Ambon