About Me

Foto Saya
IMAGE KUPANG
Lihat profil lengkapku

Sabtu, 15 Oktober 2011

Anak-anak dan Kepura-puraan

"Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik." (Roma 12:9) Suatu kali, Johan, seorang Kristen yang saleh, mengunjungi keponakannya yang ada di luar kota. Johan sangat sayang kepada Anto, sehingga orangtua Anto mengijinkan Johan untuk tidur di kamar Anto. Johan dan Anto pun saling bertukar cerita tentang pengalaman masing-masing. Ketika waktu sudah semakin malam, Johan mengajak Anto untuk segera tidur, karena Anto harus sekolah keesokan harinya. Ketika masing-masing sudah mengambil posisi tidur, tiba-tiba Anto melompat dari tempat tidurnya dan segera berlutut di samping ranjang itu, "Astaga, hampir saja saya lupa," kata Anto. Melihat apa yang dilakukan Anto, Johan pun segera bangun dan mengambil posisi berlutut di sisi ranjang yang lain, Ia pikir, "Ngga bagus kalo Anto melihat contoh yang tidak baik dari saya." Anto pun heran dengan kelakuan om-nya itu, lalu segera berkata, "Waduh, Om... Besok pagi kita bisa dimarahin mama deh," Johan menanggapi, "Dimarahin kenapa, To?" "Soalnya, pispotnya hanya ada di sebelah sini, tidak di sana," seru Anto. Rupa-rupanya, Johan berpikir Anto yang bangun tiba-tiba itu akan berdoa. Karena itu, sebagai om, ia tidak mau memberi teladan yang buruk. Ia segera bangun untuk berlutut dan mengambil posisi berdoa. Ternyata Anto tidak bermaksud begitu, sebab ia dibiasakan mamanya untuk buang air kecil sebelum tidur, supaya tidak mengompol di atas ranjang. Apa yang bisa kita pelajari dari cerita di atas? Orangtua atau orang yang lebih tua (entah itu statusnya adalah om, tante, opa, oma, kakak dsb.) pastinya sadar bahwa anak-anak melihat apa yang mereka lakukan, dan anak-anak akan menirunya. Karena itu, sebagai orang yang lebih tua, kita berusaha sekuat tenaga untuk memberi teladan yang baik kepada anak-anak. Pola sikap yang dikembangkan adalah kalau orangtua tidak mau anaknya begitu, maka mereka pun tidak akan melakukan hal itu. Contoh: jika orangtua mau anaknya tidak ikut-ikutan merokok, maka orangtua berusaha tidak merokok, minimal tidak di depan anak. Namun, apa yang melandasi motivasi kita memberi teladan yang baik bagi anak? Kisah di atas mau mengingatkan kita tentang apa yang seharusnya menjadi motivasi peneladanan. Jangan sampai kita mau memberi teladan supaya anak yang melihat kita, tidak begini dan tidak begitu. Sebab jika motivasinya itu, maka teladan itu sangat rapuh dan mudah berakhir. Misalnya: ketika seorang anak lagi mengikuti retreat di luar kota, apakah kita masih bersaat teduh? Orang yang motivasinya melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena takut dilihat ngga baik oleh anak, bisa jadi tidak bersaat teduh, kan ngga dilihat anak. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita agar dalam mengasihi (teladan merupakan bentuk kasih), kita tidak pura-pura. Johan dalam kisah di atas terjebak pada kepura-puraan, namun malah kekonyolan yang dialami. Bagaimana dengan kita? Lakukanlah yang baik, jauhilah yang jahat! Namun bukan dalam motivasi yang keliru (kasih pura-pura), melainkan karena itulah yang seharusnya menjadi panggilan kita. Soli Deo Gloria! (Natanael Setiadi)

0 komentar:

Twitter

Time Kupang City

IMAGEKUPANG. Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Follow Us With Facebook

Silakan Follow ya

Pengikut

 

Postingan Populer

Copyright© 2011-2012 IMAGE KUPANG | Template Blogger Designer by : Jacky ' |
Template Name | IMAGE KUPANG : Version 0.1 | Nyonk Ambon