Rabu, 07 September 2011
Anak Panah Berpijar Laksana Bintang
Suatu hari, saya dan tiga rekan guru kelas 4 sedang berdoa rutin seperti yang kami adakan setiap hari Jumat. Sebelum berdoa, kami sempat berbincang sebentar dan timbullah topik yang langsung menjadi bahan pembicaraan. Kami membicarakan tentang pengaruh kemajuan zaman sekarang bagi anak-anak, khususnya mereka yang masih labil dan belum bisa mengambil sikap yang benar ketika diberikan pilihan dalam hidupnya.
Sebagai orangtua kita tidak bisa mendampingi anak-anak kita untuk seterusnya selama 24 jam, di mana pun dia berada. Namun, kita bisa memberikan “bekal” yang berharga untuk mendampingi mereka seumur hidupnya. Bekal ini tidak akan habis dengan bertambahnya usia mereka dan tidak akan terkikis dengan kemajuan zaman.
Anak-anak di zaman sekarang dikelilingi oleh kemajuan teknologi baik transportasi maupun komunikasi. Orang bisa dengan mudah mengakses semua informasi dari seluruh dunia dalam hitungan detik lewat internet. Kita bisa sangat mudah mencapai atau berada di tempat lain dengan adanya pesawat terbang.
Semua kemajuan teknologi yang mewarnai perkembangan zaman sekarang bisa memberikan dampak positif dan negatif dalam hidup manusia. Untuk dampak positifnya saya tidak perlu membahas di sini. Tapi untuk dampak negatifnya kita harus waspada dan mencegah supaya hal tersebut tidak membuat anak-anak kita terpengaruh.
Sebagai orangtua, kita diumpamakan seorang pemanah yang sedang siap menembakkan anak panah yang sudah terpasang di busur. Setiap anak panah yang meluncur, akan bisa melesat dengan kencang dan tepat mengenai sasaran ketika anak panah tersebut sudah diasah dan diproses dengan begitu rupa.
Begitu juga dengan setiap anak kita. Ketika dia masih kecil dan berkembang dalam kandungan, kita masih bisa “memegang” dan selalu bersama dengan dia dalam 24 jam. Ketika dia lahir dan menjadi seorang bayi, kitapun masih bisa mengawasinya. Namun, ketika dia mulai berkembang menjadi seorang anak, mulai bersekolah dan mengenal “dunia luar”, kita tidak akan bisa lagi dengan maksimal “memegang”dia. Banyak pengaruh dari luar yang dia terima dan kita tidak bisa mencegah dia untuk mendengar, melihat, dan merasakan keadaan lingkungan di sekitarnya
Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai orang tua ?
Bersyukur kita memiliki Tuhan Yesus yang selalu bersama dengan anak-anak kita untuk selamanya. Bapak/Ibu, alangkah indahnya bila kita melihat anak-anak kita bisa memilih pilihan yang tepat sesuai dengan kehendak Tuhan, meskipun dia dihadapkan pada pilihan pergaulan yang sulit, dan tidak bersama dengan orangtuanya. Semua ini bisa terjadi apabila anak-anak kita memiliki hati yang takut akan Tuhan.
Ketika mulai dari dalam kandungan kita terus mendoakan dan memberkati dia supaya kelak dia memiliki roh takut akan Tuhan. Ketika dia lahir kita ajarkan terus untuk mempratikkannya, misalnya ketika dia berbuat salah, kita ajarkan untuk mengakui kesalahannya. Jujur, dengan bercerita berbagi pengalamannya ketika kita tidak bersama dengan dia, dll.
Bapak/Ibu, “Seperti anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda” (Mazmur 127 : 4). Ayat firman Tuhan tersebut bisa menjadi dasar bagi orangtua untuk mendidik anak-anak. Penting sekali sebagai orangtua, kita tidak hanya menyiapkan pendidikan secara akademik saja, namun akan sangat indah ketika kita juga membekali mereka dengan roh yang takut akan Tuhan dan pedoman firman Tuhan. Supaya, ketika saatnya tiba, kita “meluncurkan” anak-anak kita ke dunia luar, mereka bisa menyikapi setiap pergaulan yang ada dan menentukan pilihan yang tepat yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Karena kita tidak bisa selamanya bersama mereka, tetapi ada Tuhan Yesus yang selalu menyertai mereka. Hanya Tuhan Yesus yang bisa melihat dan mengerti setiap isi hati mereka. Ketika Tuhan Yesus melihat ada keinginan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Allah akan mengingatkan anak-anak kita lewat suara Roh Kudus dalam hati, sehingga anak-anak bisa mengetahui dan “membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2b).
Bila hal itu belum kita lakukan, jangan menyerah, mulailah dari sekarang karena tidak ada kata terlambat bila kita ingin berubah lebih baik. Dan bagi Bapak/Ibu yang sudah melakukannya, teruslah melakukannya sampai Bapak/Ibu bisa melihat anak-anak menjadi seperti bintang yang bercahaya dan menyinari lingkungan sekitar mereka. Mereka bisa tampil beda dan hidup benar karena mereka memiliki roh takut akan Tuhan. Mereka juga bisa memberikan pengaruh yang baik serta benar di tengah-tengah lingkungan yang jauh dari kehendak Tuhan.
Bapak/Ibu semuanya, selamat berjuang menjadi pencetak bintang-bintang yang akan bersinar di tengah-tengah gelapnya dunia sekarang ini. Jangan menyerah karena Tuhan Yesus menyertai kita. Imanuel. Tuhan Yesus memberkati.
(Ma’am Vena, seorang guru dari SD Kristen Masa Depan Cerah Surabaya)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)