“Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa yang akan memulihkan semangat yang patah?” Amsal 18:14
Beragam persoalan bisa menimpa siapa saja. Entah orang kaya atau miskin, tua atau muda, setiap orang selama hidup di dunia ini selalu berhadapan dengan berbagai persoalan. Setiap orang, terlepas dari status sosial, pendidikan, profesinya, dan bahkan sebagai hamba Tuhanpun tidak terluput dari yang namanya pergumulan atau persoalan. Manusia harus berhadapan dengan masalah selama hidup di dunia ini. Setiap orang tentunya memiliki persoalan yang berbeda-beda.
Kita tidak boleh menyerah, walau badai apapun yang sedang menerpa. Sebab pencobaan yang kita alami tidak pernah melebihi kekuatan kita, seperti yang disebutkan dalam Firman Tuhan.
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya” 1 Kor 10:13
*courtesy of PelitaHidup.com
Allah itu baik. Dia sahabat kita, dalam segala susah Dia selalu datang menghibur. Biasanya ada beberapa hambatan-hambatan dalam meraih sebuah keberhasilan adalah antara lain, sikap yang putus asa, patah semangat, menyerah, keinginan untuk mundur, dan lain sebagainya. Kalau sikap seperti ini dibiarkan akan membuat seseorang itu menjadi frustrasi, dan tetap tinggal dalam masalahnya. Dalam menghadapi setiap masalah, kita membutuhkan sebuah semangat untuk berjuang dan bangkit, dengan pertolongan Tuhan agar kita sampai pada tujuan yang diinginkan.
Dalam cerita di Alkitab kita dapat melihat sebuah kondisi yang mengisahkan seseorang yang tidak lagi bersemangat dalam hidupnya, yaitu kisah nabi Elia. Keberhasilan Elia membunuh 450 orang nabi baal seorang diri membuat Izebel marah dan bermaksud membunuhnya. Mendengar berita itu, larilah Elia untuk menyelamatkan diri, ia dalam ketakutan, putus asa dan patah semangat. Ia lari ke gunung Horeb untuk bersembunyi.
.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ada beberapa kondisi yang dialami nabi Elia ini, yaitu:
a). Ia kelelahan, lelah jasmani setelah perjalanan panjang, empat puluh hari, empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yaitu gunung horeb.
*courtesy of PelitaHidup.com
“Kemudian ia ingin mati, katanya: “Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik daripada nenek moyangku” 1 Raj 19:4b.
b). Ia merasa telah gagal membuat bangsa Israel untuk bertobat,
*courtesy of PelitaHidup.com
c). Ia merasa kesepian, hanya seorang diri saja dalam pergumulan untuk kebenaran Allah.
“Jawabnya: “Aku bekerja segiat-giatNya bagi Tuhan, Allah semesta alam,karena orang Israel meninggalkan perjanjianMu, meruntuhkan mezbah-mezbahMu dan membunuh nabi-nabiMu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku” 1 Raj19:10
Allah tidak tinggal diam, Ia tetap memperhatikan Elia yang sedang patah semangat itu. Ia membiarkan Elia istirahat dan tertidur, kemudian Allah mengirim malaikatNya untuk memberi makan Elia. Allah juga datang untuk memberikan semangat kepadanya dan memperkuat imannya di gunung Horeb itu. Allah sesungguhnya tidak akan meninggalkan nabi ataupun umat-Nya yang setia.
*courtesy of PelitaHidup.com
“Firman Tuhan kepadanya:”, pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Elisa bin Safat, dari Abel Mehola, menjadi nabi menggantikan Engkau” 1 Raj 19:15-16
Ketika anak-anak Tuhan putus asa dimanapun mereka berada, melalui Yesus Kristus mereka dapat memohon kepada Allah, untuk menerima kekuatan dan semangat agar mampu menghadapi situasi.
Orang yang bersemangat adalah orang yang tidak mau menyerah, dan tidak mau terpengaruh oleh keadaan, sekalipun hal itu kurang baik. Tindakan/perbuatannya tidak ditentukan atau dipengaruhi oleh keadaan. Mengapa demikian ? Karena, ia memiliki target dan tujuan yang ingin dicapainya. Orang yang bersemangat akan tetap optimis, mereka percaya karena bersama dengan Allah akan mampu untuk menghadapi setiap kesukaran.
“Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” Fil 4:13
Orang yang bersemangat memiliki iman, tetap percaya pada Firman Allah yang berkuasa. Jadilah orang yang bersemangat dalam hidup ini, apapun kondisi yang sedang terjadi, tetap miliki semangat. Semangat sangat diperlukan untuk memperoleh apa yang ingin kita capai. Karena dengan bersemangat kita akan tetap mengarahkan pandangan kita kepada tujuan, dan ada usaha untuk mencapainya.
.
Untuk menjadi orang yang bersemangat yang selalu optimis, kita memerlukan:
1. Keberanian bertindak untuk mengambil resiko
Orang yang bersemangat memiliki keberanian untuk bertindak. Siap hidup dan siap mati, mereka tidak takut dan gemetar karena mempunyai ketetapan hati yang mantap. Ingat, bagaimana kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego ? Ada sebuah perintah yang telah dibuat bahwa ketika mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi atau alat musik lainnya maka haruslah setiap orang sujud menyembah patung yang telah didirikan oleh raja Nebukadnezar. Mereka tidak mau menyembah patung yang telah didirikan oleh raja Nebukadnezar tersebut.
Dalam Kitab Daniel 3:6 “Siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala.”
Didapatilah bahwa mereka tidak mengindahkan titah itu, mereka tidak mau memuja dan menyembah patung tersebut. Adalah sebuah ancaman bagi mereka, dengan resiko mereka harus dimasukkan kedalam perapian. Mereka tidak khawatir, cemas dan takut, malah dengan berani untuk menerima hukuman itu. Mereka tetap mempertahankan iman yang mereka percayai.
Beginilah yang mereka ucapkan kepada raja itu, Daniel 3:17-18 ”Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu ya raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memujja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”
Mereka berani berkata tidak dan merekapun berani bertindak menerima hukuman yang sudah ditetapkan itu. Dengan amarah raja itu memerintahkan supaya perapian dibuat tujuh kali lebih panas dari biasanya, dan ketika mereka dicampakkan kedalam api, mereka tidak terbakar, rambut di kepala mereka tidak hangus, bahkan bau kebakaranpun tidak ada.
“Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang menyala-nyala itu ; berkatala ia: “Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah kemari!” Dan 3:26
Merekapun keluar dengan selamat dari perapian , Tuhan menyertai mereka. Dengan berani mereka mengatakan sekalipun Allah tidak menolong, mereka siap untuk mati bagi Tuhan. Tetapi Tuhan tidak tinggal diam, mereka diluputkan dari panas api itu, mereka tidak terbakar, tidak ada bau hangus, mereka tetap utuh seperti sediakala.
“Apabila engkau berjalan melalui api engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.” Yes 43:2b
Kalau kita berani bertindak lakukan sesuatu kebenaran, Tuhan pasti menolong, Tuhan juga pasti membela FirmanNya. Jadi, jangan takut, hadapilah setiap persoalan, jangan lari, Tuhan memberi kekuatan agar kita dapat meraih keberhasilan.
.
2. Sikap tidak mau menyerah
Dalam Alkitab ada sebuah cerita tentang seorang perempuan yang sudah 12 tahun menderita pendarahan. Perempuan ini sudah diobati oleh berbagai-bagai tabib, namun keadaannya makin memburuk. Perempuan ini tidak putus asa, ia tetap memiliki semangat untuk sembuh. Tatkala ia mendengar berita tentang Yesus Sang Penyembuh itu, iapun berusaha untuk mencari Yesus, sebab ia yakin Yesuslah yang dapat menolong untuk menyembuhkannya.
Perempuan ini adalah orang yang bersemangat. Ketika Yesus dalam perjalanan menuju rumah kepala ibadat, ditengah kerumunan banyak orang, perempuan ini berusaha untuk menghampiri Yesus agar menerima kesembuhan dariNya. Perempuan ini tidak mau menyerah, dia tetap memiliki semangat, dia terus berjalan untuk menghampiri Yesus sekalipun ia sedang dalam penderitaan, mungkin ia berjalan tidak seperti orang normal karena penyakitnya itu, jalannya lambat tapi ia terus berusaha untuk maju mendekati Yesus dari arah belakang.
Perempuan ini mempunyai suatu tujuan untuk sembuh, ia memiliki iman, “Karena katanya dalam hatinya:”Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” (Mat 9:21). Setelah hal itu dilakukannya iapun menjadi sembuh. Jerih payahnya tidak sia-sia. Ia berhasil, ia sembuh. Setiap orang yang mau mendekatkan diri kepada Yesus tidak akan menyerah, tetap berjuang sampai memperoleh apa yang ingin dicapai.
“Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu” 2 Taw 15:7
“Dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sunggguh-sungguh mencari Dia” Ibr 11:6b
Kalau semangatmu sedang lemah, bangkitlah mencari Tuhan, dengan berdoa, membaca Firman Allah, mengikuti ibadah dan memuji menyembah Dia. Pasti ada kekuatan baru dan upah yang akan diberikanNya, itu janjiNya.
.
3. Iman yang teguh
Rasul Paulus setelah pertobatannya, memberikan hidupnya untuk melayani Tuhan, ia memenuhi panggilan Tuhan sebagi salah satu rasul yang ikut menderita bagi Kristus.
“Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” 2 Kor 4:8
“Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian.” 2 Kor 11:27
Dalam mengiring Yesus, Paulus banyak sekali mengalami penderitaan dan aniaya. Paulus juga mengalami kesedihan, ia ditinggalkan oleh teman-temannya.
“Pada waktu pembelaanku yang pertama, tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku, Tetapi Tuhan mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan, Dan Tuhan akan melepaskan aku, dari setiap usaha yang jahat, Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam kerajaanNya di Sorga. Bagilah kemuliaan selama-lamanya”. 2Tim 4:16-18
Di Roma pada saat itu sedang terjadi penganiayaan yang hebat, dan tidak ada seorangpun yang berani mengakui mengenal rasul Paulus. Paulus merasa kesepian dan kecewa, namun ia tetap merasakan kehadiran Tuhan, yang memberikan kekuatan padanya. Paulus mengakui bahwa ia mempunyai keyakinan yang kokoh, sebab Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Paulus sanggup menghadapi dan mengatasi segala rintangan sebab ada Tuhan yang selalu memberi pertolongan dan kekuatan baginya. Karena iman yang teguh Rasul Paulus tetap berjuang, dan bahkan setia sampai mati bagi Tuhan.
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang Adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.” 2 Tim 4:7-8
Apapun keadaan yang kini tengah kita hadapi, kita tidak boleh hilang pengharapan, putus asa atau melepaskan iman saat menghadapi berbagai masalah. Hadapilah semua bersama Tuhan, kita akan dapat mengalami pengalaman-pengalaman yang baru bersama Tuhan. Setiap Firman Tuhan yang kita butuhkan terjadi atas kita, harus tetap kita percaya, sebab ada firman Tuhan tertulis:
“Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah” Maz 89:35
Semua yang Tuhan janjikan itu melalui Firman-Nya, tidak akan ditarik kembali, dan Tuhan tidak mengingkari Janji-Nya itu. Arahkan pandangan, pikiran dan hati kepada FirmanNya, sebab itulah kebenaran yang akan memulihkan kita. Allah itu sangat baik.
“Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya” Maz 34:19.
Kita harus percaya pada Firman-Nya. Supaya iman tetap teguh, baca, renungkan dan perkatakanlah Firman Tuhan itu kepada diri kita sendiri maupun kepada orang lain.
Semangat merupakan jalan untuk memperoleh apa yang kita butuhkan. Tetaplah bersemangat, miliki keberanian untuk melakukan Firman Allah, jangan pernah menyerah dan tetap teguh pegang janji Tuhan sampai menjadi sebuah kenyataan. Tuhan memulihkan setiap semangat yang patah. Orang yang bersemangat akan selalu optimis dalam menghadapi setiap persoalan, untuk meraih keberhasilan. Selamat berjuang dan tetap semangat, Tuhan Yesus memberkati kita semuanya.
Sumber : Pelita Kasih
Jumat, 23 September 2011
Selasa, 20 September 2011
Film Rohani
Sabtu kemaren aku dateng di undangan ibadah di dekat daerahku..
N ditampilin film ini sama Pendetanya
Kiss-Because I'm a Girl
I just can't understand the ways
Of all the men and their mistakes
You give them all your heart
And then they rip it all away
You told me how much you loved me
And how our love was meant to be
And I believed in you
I thought that you would set me free
(REFRAIN):
You should've just told me the truth
That I wasn't the girl for you
Still, I didn't have a clue
So my heart depended on you, whoa
(CHORUS):
Although I'll say I hate you now
Though I'll shout and curse you out
I'll always have love for you
Because I am a girl
Been told a man will leave you cold
Get sick of you and bored
I know that it's no lie
I gave my all, still I just cry
Mengharukan.. :undecided:
Film ini dihubungkan dengan Pengorbanan YESUS..
YESUS telah mengorbankan diri-Nya, agar kita semua manusia bisa bebas dari 'KEGELAPAN'.
Dan itu semua Tuhan lakukan dengan tulus..
Touching banget...
GMB (Giving My Best)
SILAHKAN DOWNLOAD DI BAWAH SINI :
.04. mengejar hadirmu - gmb.mp3
.05 - GMB - Jadikan Aku Indah.mp3
.05_GMB_-_Badai_Berlalu.mp3
08. sampai - gmb.mp3
09. engkau didalamku - gmb.mp3
10 - Hillsong United - Solution.mp3
11 - GMB - I Will Follow You.mp3
Ajarku Berdiam- GMB.MP3
GMB - 09.Esok Kan Ku Jelang.mp3
GMB - Agung & Mulia.mp3
GMB - atmospere.mp3
GMB - Center of My Joy.MP3
GMB - Hidup Tanpa-Mu.MP3
gmb - mengalirlah kuasa roh kudus.mp3
GMB - Mengejar Hadirmu.mp3
gmb - roh kudus hadir disini(2).mp3
GMB - Sampai Batas Waktu.mp3
GMB - Sungguh Kau Baik.mp3
GMB - Tiada Seperti Mu.mp3
GMB - Tinggikan DiriMu ( Live RISE UP ).mp3
GMB - Yesus Tuhan Kaulah Tuhan.mp3
GMB_-_10[1].Arti_Hidup.mp3
GMB_-_Stand_Out_ft_Bams_Samson_-_Bangkit_dan_Bercahaya.mp3
GMB_ajarku berdiam.mp3
GMB_Allah yang mulia.mp3
GMB_berdua denganMU.mp3
gmb_Esok_Kan_Kujelang.mp3
GMB_hebat.mp3
GMB_kasihMU termegah.mp3
GMB_Kau kuatku(indonesian version).mp3
GMB_kuterpaku.mp3
GMB_MengenalMu.mp3
GMB_nyatakanlah.mp3
GMB_praise to our God.mp3
GMB_s'bab Kaulah Allah.mp3
GMB_the best is yet to come.mp3
GMB_tiba saatnya.mp3
Senin, 19 September 2011
Tangan TUHAN
“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.” ” Mazmur 91:1-2
Dunia sedang mengalami begitu banyak krisis. Di masing-masing belahan dunia mempunyai krisisnya tersendiri. Baik itu krisis ekonomi, krisis enerji, dan banyak lagi. Krisis yang sedang melanda seluruh dunia adalah global warming (pemanasan global). Pemanasan suhu di permukaan bumi ini tidak bisa dihindari. Ini diakibatkan oleh pemakaian bahan kimia CFC yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. Dunia semakin terancam keberadaannya. Tidak ada lagi tempat yang aman. Hanya satu tempat dimana kita mendapat perlindungan, yaitu dalam naungan tangan Tuhan.
Ada kalanya berbagai masalah dan pencobaan yang kita hadapi membuat kita takut dan gentar. Tetapi pemazmur dalam Maz 91:9-10 mengatakan bahwa ketika kita menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan dan perteduhan kita, maka malapetaka tidak akan menimpa kita. Bahkan Tuhan memerintahkan para malaikatNya untuk menjaga segala jalan kita (Maz 91:11).
Dia tidak pernah melepaskan tanganNya dari hidup kita, asalkan kita senantiasa hidup berkenan di hadapanNya. TanganNya senantiasa menjagai kita dari segala kecelakaan.
“Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: “Engkaulah Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!” Maz 31:15-16.
Krisis apapun boleh terjadi di dunia ini, tetapi sebagai umatNya, Tuhan senantiasa melindungi hidup kita. Hidup kita senantiasa ada di dalam tangan Tuhan. Tidak ada satupun yang dapat mengganggu sehelai rambut kita tanpa seijinNya.
Jadikan Tuhan sebagai tempat perlindunganmu, maka tanganNya akan selalu melingkupi hidup kita.
“Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.”Maz 20:7
Ditulis oleh Riva Sinjal Menjadi Indah: Dibentuk Oleh Tangan Tuhan
Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. ‘Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!’ ” Yeremia 18:4,6
Tuhan memerintahkan Nabi Yeremia untuk pergi ke rumah tukang periuk. Di sana Yeremia dapat melihat tukang periuk bekerja membuat sebuah bejana dari tanah liat. Dan Tuhan berfirman kepada Yeremia bahwa umatNya bagaikan tanah liat di tangan tukang periuk.
Kita akan melihat apa yang dikerjakan tukang periuk dalam membuat sebuah bejana dari tanah liat. Melalui proses ini kita akan melihat apa yang sedang dan ingin Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita.
Berikut proses pembuatan sebuah bejana secara garis besar:
Langkah 1
Proses ini ditujukan untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara pada tanah liat. Gelembung udara yang tersisa dapat memuai pada saat tanah liat dipanaskan/dibakar, sehingga dapat merusak bentuk atau bahkan menimbulkan keretakan pada bentuk.
Proses dilakukan dengan menginjak-injak tanah liat atau jika dengan mesin modern, tanah liat akan di-press.
Gelembung udara disini adalah hal-hal yang tidak dikehendaki Tuhan dalam hidup kita. Banyak kekosongan dalam hati kita yang harus dihilangkan. Kekosongan ini akan mengganggu setiap langkah hidup kita dan membuat kita tidak fokus dalam melakukan Firman Tuhan.
Melalui berbagai masalah yang Tuhan ijinkan, kita akan dibersihkan dari gelembung-gelembung kekosongan. Segala hal yang tidak berkenan, seperti sakit hati, amarah, dendam, akar kepahitan, kekecewaan, ketakutan, iri hati, kesombongan, dan lainnya dibersihkan melalui keadaan yang Tuhan ijinkan.
.
Langkah 2
Proses ini dilakukan dengan menaruh tanah liat pada roda/meja putar, dan membuat tanah liat menjadi center pada roda/meja putar. Meja akan diputar sedemikian rupa dan tanah liat juga akan dibentuk. Dengan cara ini tanah liat akan menjadi mudah untuk dibentuk sesuai dengan keinginan.
Tuhan akan mengijinkan kita memasuki suatu kondisi yang membuat kita menjadi fokus kepada Tuhan. Kita tidak bisa lagi berharap dan mengandalkan kekuatan sendiri. Hal ini membuat kita benar-benar hanya mengandalkan Tuhan.
Melalui kondisi ini, pola pikir kita akan diubahkan sehingga kita dapat mengerti cara kerja Tuhan dalam hidup kita. Rencana Tuhan akan dibukakan bagi kita, sehingga kita dapat melihat bahwa Tuhan memiliki tujuan bagi hidup kita. Dengan begitu hidup kita akan menjadi mudah dibentuk oleh Tuhan.
.
Langkah 3
Proses ini dilakukan untuk menambahkan bagian pegangan atau hiasan lainnya. Bagian tambahan tersebut (seperti pegangan gelas) akan ditempelkan kepada body utama sehingga menjadi satu.
Setelah itu sambungan akan dihaluskan dan dipastikan kekuatannya dan aman.
Tuhan akan membawa kita ke dalam suatu proses di mana Tuhan akan menambahkan talenta kepada kita. Tuhan akan memberikan kemampuan lebih lagi bagi kita sehingga kita dapat berfungsi lebih baik lagi dan membawa berkat bagi orang lain. Kemampuan ini merupakan suatu hadiah yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Dari sosok yang tidak pernah punya kemampuan diubahkan menjadi sosok yang berguna bagi banyak orang.
Semakin dalam proses ini, semakin bagus dan semakin kuat kemampuan yang Tuhan berikan bagi kita.
.
Langkah 4
Proses ini dilakukan untuk mengurangi kadar air yang dapat menyebabkan keretakan jika dipanaskan pada suhu yang tinggi. Proses dilakukan dengan membiarkan bejana pada suhu ruangan selama satu hari atau lebih dari satu minggu, tergantung ukuran dan bentuk.
Melalui proses ini kita akan merasa seakan-akan dibiarkan dan bahkan ditinggalkan oleh Tuhan. Hidup kita akan terasa kering dan tawar.
Tetapi melalui proses ini Tuhan mengajarkan kita untuk benar-benar hidup di dalam iman. Tuhan akan mengajarkan kita untuk hidup tidak berdasarkan perasaan, tetapi berdasarkan iman kepada Yesus.
Iman yang bukan berdasarkan kepada perasaan atau mood, tetapi iman yang tetap percaya bahwa dalam segala keadaan, dalam perasaan apapun, dalam kondisi terburuk sekalipun, Tuhan tetap pegang kendali atas hidup kita.
.
Langkah 5
Setelah itu dipanaskan pada suhu di atas 1000 derajat untuk memberi kekuatan sebelum proses berikutnya.
Setelah itu kita akan memasuki proses pemanasan. Tuhan akan mengijinkan kondisi yang membuat kita bergesekan satu sama lain, bahkan dengan orang-orang yang terdekat.
Proses ini akan membuat kita semakin kuat dan tangguh. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan manusia. Jika kita dapat melalui proses ini, kita akan menjadi pribadi yang kuat dan tangguh, sehingga kita siap menghadapi berbagai masalah yang lebih besar lagi.
Tidak ada pelajaran yang lebih baik lagi dibandingkan dengan proses ini, untuk membuat kita siap dalam menjalankan tugas yang lebih besar lagi yang telah Tuhan sediakan bagi kita.
.
Langkah 6
Proses berikutnya adalah pendinginan bejana sebelum masuk ke proses berikutnya. Proses ini memerlukan waktu beberapa hari.
Setelah itu kita akan dibawa lagi masuk ke dalam proses pendinginan, di mana kita akan kembali merasa sendiri lagi. Kondisi ini akan mempersiapkan kita untuk memasuki tahap berikutnya yang lebih ‘panas’ lagi.
Melalui keadaan ini iman kita juga semakin dipertebal karena ujian-ujian yang ada akan membuat kita benar-benar dapat melihat bahwa Tuhan itu hidup, membuat kita semakin percaya kepada Tuhan bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun.
.
Langkah 7
Proses berikutnya menambahkan bahan yang membuat bejana terlihat berkilau.
Setelah itu bejana dipanaskan kembali pada suhu di atas 1000 derajat, bahkan lebih panas dari sebelumnya, untuk memberi hasil sempurna pada proses terakhir ini.
Melalui proses ini Tuhan menambahkan kapasitas dan kemampuan dalam diri kita. Kita akan dibawa kembali dalam suatu kondisi yang memerlukan ekstra energi untuk dapat menyelesaikannya. Tanggung jawab yang semakin besar membawa terpaan badai yang semakin kuat juga.
Tetapi semakin panas kondisi yang kita hadapi, itu akan membuat kita semakin indah dan sempurna di hadapan Tuhan. Karakter kita semakin bercahaya dan hidup kita semakin menjadi terang bagi banyak orang.
Dan pada akhirnya kita menjadi alat yang berguna untuk menggenapi rencana Tuhan. Kita dapat melakukan tugas dan fungsi yang telah Tuhan tetapkan bagi hidup kita.
.
.
Menjadi Indah: Dibentuk Oleh Tangan TuhanBejana yang dibentuk oleh tukang periuk akan digunakan untuk tujuan tertentu. Tukang periuk membentuk tanah liat sesuai dengan keinginannya. Jika dia membentuk tanah liat itu menjadi sebuah gelas, maka gelas itu digunakan untuk minum air. Jika dia membentuk tanah liat itu menjadi sebuah pot/vas, maka pot/vas tersebut digunakan untuk tempat tanaman. Jika dia membentuk tanah liat itu menjadi sebuah pajangan keramik, maka pajangan keramik itu akan digunakan untuk memperindah ruangan.
Semua pembentukan punya maksud dan tujuan spesifik.
Demikian juga dengan hidup kita. Tuhan mempunyai maksud dan tujuan spesifik membentuk hidup kita. Semuanya untuk kemuliaan nama Tuhan. Haleluya!
.
“Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: “Bukan dia yang membuat aku”; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya: “Ia tidak tahu apa-apa”? ” Yesaya 29:16
“Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: “Mengapakah engkau membentuk aku demikian?”
Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?” Roma 9:20-21
Hidup Oleh Roh Mengalahkan Keinginan Daging
“Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh” Galatia 5:24-25
Tuhan senantiasa mengijinkan proses demi proses terjadi dalam hidup kita agar karakter kita dapat semakin disempurnakan hingga seperti Yesus.
Tapi dalam proses demi proses yang dijalani, keinginan daging senantiasa timbul dalam hidup kita. Sehingga pada akhirnya banyak umat Tuhan yang merasa putus asa, kenapa keinginan daging selalu mendominasi hidup mereka. Mereka menjadi bertanya-tanya, mengapa susah untuk melakukan perintah Tuhan.
“Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu–seperti yang telah kubuat dahulu–bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” Galatia 5:19-21
Keinginan daging selalu bertentangan dengan keinginan Roh, demikian juga sebaliknya. Firman Tuhan menyatakan bahwa siapapun yang hidupnya masih dikuasai oleh keinginan daging tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa amarah, iri hati atau perselisihan bisa membuat kita tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Bukankah Yesus sendiri juga pernah marah ketika Bait Suci digunakan untuk tempat berjualan?
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” Efesus 4:26
Tuhan tidak melarang kita untuk marah, tetapi biarlah amarah yang keluar tidak membawa kita kepada dosa. Maksudnya adalah jika kita membiarkan amarah kita berlarut-larut hingga menjadi dendam berhari-hari, berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun, maka kita telah berdosa di hadapan Tuhan. Jangan biarkan amarah kita terlalu lama, segera bereskan secepat mungkin agar kita tidak jatuh ke dalam dosa.
Sebelum kita mengenal Yesus, keinginan daging telah begitu menguasai hidup kita. Bahkan keinginan daging telah menjadi suatu hal yang biasa dalam hidup kita. Oleh karena itu ketika kita mengenal Yesus, walau hati kita sudah percaya kepadaNya, tidak mudah untuk menghilangkan kebiasaan lama. Kita harus selalu berusaha agar keinginan daging tidak menguasai hidup kita.
Bagaimana agar keinginan daging tidak lagi menguasai hidup kita? Kuncinya adalah dengan hidup oleh Roh.
*
“Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.” Galatia 5:16
“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” Galatia 5:22-23
Buah Roh hanya keluar ketika kita hidup di dalam Firman Tuhan, menjaga kehidupan doa, dan senantiasa melakukan apa yang menjadi perintahNya. Ketika kita hidup di luar Tuhan, maka kita tidak dapat hidup berbuah.
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” Yohanes 15:4
Hanya hidup yang memiliki buah Roh-lah yang dapat mengalahkan segala keinginan daging yang timbul. Rasa amarah akan dikalahkan oleh kesabaran. Segala percabulan, kecemaran dan hawa nafsu akan dikalahkan oleh penguasaan diri. Kejahatan, perselisihan, iri hati, percideraan dan lainnya akan dikalahkan oleh kebaikan.
Hiduplah di dalam Tuhan, hiduplah oleh Roh, sehingga karakter kita akan menjadi semakin sempurna seperti Yesus.
“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Matius 5:48
Doa:
Tuhan ampuni kami jika selama ini kami masih mengikuti segala keinginan daging yang timbul. Mampukan kami agar kami dapat hidup oleh Roh. Bimbing kami dengan FirmanMu agar kami dapat mengalahkan segala keinginan daging yang timbul. Biarlah hidup kami semakin berkenan di hadapanMu dan mengeluarkan buah banyak bagi kemuliaan nama Tuhan.
Langkah iman:
Tinggalkan segala kebiasaan lama yang selalu mengikuti keinginan daging.
Tolak segala pikiran maupun keinginan daging yang timbul.
Lakukan Firman Tuhan, praktekkan kasih, sukacita, penguasaan diri dan buah Roh lainnya.
Miliki Perkataan yang Mendatangkan Berkat Kehidupan
“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” Amsal 18:21
Mengiring Yesus dalam kehidupan umat Tuhan senantiasa penuh dengan masalah dan problema. Semua pencobaan yang datang dalam hidup kita diijinkan oleh Tuhan untuk dapat membentuk kita semua hingga mencapai kepada kesempurnaan. Ketika kita bertobat dan menerima Yesus sebagai juruselamat kita, masih banyak hal dalam kehidupan kita yang tidak berkenan di hadapanNya. Semua hal yang tidak berkenan ini dalam hidup kita ini tentunya akan menghalangi kita untuk menerima berkat dari Tuhan.
Salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah perkataan yang kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar.” Yak 3:4-5a
Firman Tuhan mengatakan bahwa apa yang kita ucapkan dapat mengendalikan keseluruhan hidup kita bagaikan sebuah kemudi yang kecil dapat mengendalikan arah dan tujuan sebuah kapal yang besar.
Perkataan yang positif akan memberikan dampak yang positif juga bagi hidup kita, apalagi jika kita memperkatakan Firman Tuhan. Firman Tuhan akan membentuk kehidupan kita dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang tidak tahu menjadi berhikmat, dari yang tidak punya menjadi punya, dari yang sakit menjadi sehat, dari yang tidak mampu menjadi mampu, dari yang kecil menjadi besar.
Pertama kali Tuhan Allah menciptakan dunia ini beserta isinya dan alam semesta adalah dengan memperkatakan Firman: “Jadilah….”, maka semuanya itu tercipta.
Setiap pelayanan Yesus sewaktu Dia menjadi manusia selalu memperkatakan Firman Tuhan. Ketika Dia dicobai oleh iblis, yang keluar dari mulutNya adalah Firman Tuhan. Oleh FirmanNya itulah siasat si iblis dapat dikalahkan.
Tuhan adalah pencipta, dengan FirmanNya hidup kita dapat diciptakan seturut dengan kehendakNya. Oleh karena itu, perkatakanlah Firman Tuhan dalam setiap langkah hidup kita, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, bahkan dalam keadaan kehilangan harapan sekalipun. Tanpa kita sadari, Firman yang kita perkatakan akan bekerja secara ajaib (supranatural), membentuk, menciptakan, mengubahkan keseluruhan hidup kita sesuai dengan rencanaNya.
.
Hal yang menjadi halangan berkat Tuhan:
“Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?
Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar. ” Yak 3:9-12
Perkataan-perkataan yang negatif akan membentuk hal-hal yang negatif juga dalam kehidupan kita. Masalah yang kita alami sehingga membuat kita merasa tidak mampu, kelelahan, putus asa, kecewa, marah dan hilang pengharapan dapat membuat kita mengeluarkan kata-kata yang negatif dan tidak berkenan di hadapan Tuhan. Hal ini tidak akan membuat masalah kita menjadi selesai, tetapi dapat memperburuk keadaan. Kata-kata negatif yang keluar dari mulut kita dapat menjadi kutuk atas kehidupan kita bahkan kutuk bagi orang lain jika diucapkan terhadap orang lain. Kutuk ini akan mengikat hidup kita sehingga kita tidak bisa memperoleh berkat yang sudah Tuhan sediakan bagi kita. Tapi tentunya kutuk ini juga dapat dilepaskan di dalam nama Yesus Kristus.
Kisah bangsa Israel yang mengembara di padang gurun selama 40 tahun merupakan pelajaran bagi kita semua sebagai umatNya. Kita banyak melihat sungut-sungut bangsa Israel sehingga mendatangkan murka Tuhan. Bahkan hampir seluruh generasi Musa tidak dapat memasuki Tanah Perjanjian, kecuali Yosua dan Kaleb. Ini semua akibat ulah bangsa Israel yang menggerutu atas keadaan yang mereka alami dan tidak percaya akan janji Tuhan.
Ucapkanlah hal-hal positif, perkatakanlah Firman Tuhan dan mengucap syukur atas segala hal.
Dalam keadaan seburuk apapun, kita harus tetap mengendalikan lidah kita agar tidak mengucapkan kata-kata yang mendatangkan kutuk atas hidup kita.
Tetap perkatakan Firman Tuhan dalam segala keadaan, maka Dia akan mengambil alih hidup kita dan memberikan jalan keluar atas segala masalah yang kita hadapi. Dan kita akan melihat janji Tuhan digenapi dan berkatNya mengalir dalam kehidupan kita.
.
“Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. ” Ams 10:11
“Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati. ” Ams 15:4
“Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran. ” Ams 21:23
Didikan Yang Mendatangkan Buah Kebenaran
“…Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” Ibrani 12:5-6
Adalah suatu kebahagiaan bagi orang tua jika anaknya dapat tumbuh besar dengan mempunyai perilaku yang baik, dapat menyenangkan semua orang, berguna bagi banyak orang dan sukses dalam kehidupannya. Orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anaknya, mendidik anaknya dengan begitu rupa sehingga sang anak dapat berperilaku sesuai seperti yang diharapkan dan bertumbuh menjadi seseorang yang berhasil. Kasih sayang diberikan kepada anak-anak sehingga mereka dapat merasa terlindungi dan merasa aman setiap kali merasakan kasih sayang dari orang tua mereka.
Orang tua juga akan mengajarkan hal-hal yang baik dan memberitahukan yang tidak baik yang tidak boleh dilakukan. Pujian diberikan bagi keberhasilan yang diraih seorang anak dan dukungan maupun penghiburan juga diberikan bagi kesedihan yang dialami sang anak.
Di saat melakukan kesalahan juga ada hajaran ataupun hukuman yang diberikan sehingga anak-anak dapat mengerti bahwa hal itu tidak baik untuk diulangi lagi.
“Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.” Ams 13:24.
Dalam kehidupan rohani, Tuhan juga senantiasa mencurahkan kasihNya bagi kita. Tuhan kita adalah Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, tetapi juga Maha Adil dan tegas kepada kita. Ketika ada kesalahan maupun dosa yang kita lakukan di hadapan Tuhan, ada hukuman yang akan diberikan bagi kita. Tuhan akan mendidik kita, menegur bahkan memberikan hajaran sedemikian rupa agar kita dapat bertumbuh ke arah yang benar sesuai dengan Firman Tuhan.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tuhan bisa memberikan teguran dan hajaran melalui masalah yang kita hadapi seperti sakit penyakit, masalah keuangan, masalah pekerjaan, masalah keluarga dan masih banyak lagi yang bisa Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita, agar kita mengerti kesalahan yang kita lakukan dan kita dapat berbalik lagi ke jalan yang benar. Tuhan akan mendidik kita sebagai anakNya sedemikian rupa agar kita dapat tetap berada di dalam rencanaNya.
.
Berikut adalah hal-hal yang kita dapatkan melalui didikan yang Tuhan berikan bagi kita:
1. Pelajaran sebagai seorang Anak Tuhan
“Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. ” Ibr 12:7-8
Ganjaran ataupun hukuman yang Tuhan berikan akan mengingatkan kita kepada kesalahan yang kita lakukan sehingga kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Kesuksesan didapat melalui kegagalan-kegagalan yang kita temui. Melalui kesalahanpun kita akan dapat belajar mengenai kebenaran, walau bukan berarti kita dapat melakukan kesalahan dengan semau kita.
Dan jika kita mendapatkan hukuman atau ganjaran, itu berarti Tuhan menganggap kita sebagai anak yang dikasihiNya; dan Dia akan melakukan yang terbaik bagi anak-anakNya, agar kita dapat bertumbuh menjadi anak yang berkenan di hadapanNya.
.
2. Kebaikan bagi masa depan
“Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.” Ibr 12:10
Seorang anak yang tidak dididik dengan baik akan bertumbuh ke arah yang tidak benar. Mereka akan bertumbuh dewasa menjadi seseorang yang tidak dapat membedakan mana hal yang benar dan mana yang salah. Kejahatan maupun tipu daya akan menjadi bagian dari kehidupan mereka jika mereka tidak pernah mendapat didikan mengenai suatu kebenaran.
Tetapi seorang anak yang dididik dengan baik dan mendapat teguran maupun ganjaran ketika ada kesalahan yang dilakukan, maka anak itu akan bertumbuh menjadi seseorang yang memiliki nilai-nilai kebenaran dalam setiap perilakunya. Mereka akan menuai sendiri hasilnya bagi kehidupan mereka oleh karena nilai-nilai kebenaran yang mereka terapkan.
Apa yang telah Tuhan sediakan bagi umatNya merupakan suatu hal yang sangat besar, baik berkat dalam hal rohani, jasmani maupun materi sampai kepada kehidupan yang kekal. Tuhan menginginkan agar setiap kita dapat bertumbuh mengarah kepada kesempurnaan sama seperti Dia.
“Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” Ibr 12:11
Sama dengan seorang anak yang sedang mendapat ganjaran atau hukuman, dimana dia akan merasakan ketidaknyamanan, dia akan menangis bahkan juga memberontak; demikian juga ganjaran dari Tuhan akan membuat kita sedih bahkan membuat kita berteriak kepada Tuhan. Tetapi ketika kita mendapatkan ganjaran tersebut, percayalah bahwa Tuhan sedang membawa kita kepada berkat yang luar biasa. Ketidaknyamanan yang kita alami akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih dewasa, yang lebih mengerti mengenai kebenaran.
Tidak ada hal lain yang dapat kita lakukan selain mengucap syukur untuk teguran maupun ganjaran yang Dia berikan bagi kita. Dan hari makin hari Tuhan akan semakin menyempurnakan kehidupan kita bagi kemuliaan namaNya.
.
.
Banyak tokoh-tokoh di Alkitab yang mengalami teguran maupun ganjaran dalam kehidupan mereka. Kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan mendapatkan ganjaran dari Tuhan, tetapi kemudian mendatangkan berkat bagi hidup mereka. Kita tahu tentang Daud yang berdosa di hadapan Tuhan tetapi kemudian dia bertobat di hadapan Tuhan, dan kemudian Tuhan mengangkat dia dan mengokohkan kerajaannya.
Kunci utama ketika kita menerima teguran maupun ganjaran dari Tuhan adalah Pertobatan. Pengakuan bahwa diri kita telah melakukan kesalahan atau dosa di hadapan Tuhan akan membawa kita kepada berkat-berkat yang telah Tuhan sediakan bagi kita.
Mari kita senantiasa mengoreksi diri kita apapun masalah, pencobaan maupun kelemahan yang sedang kita alami. Tuhan mempunyai maksud dalam segala masalah yang kita alami. Mari kita bertobat di hadapan Tuhan dan menerima didikan dari Dia sehingga kita dapat berubah dan bertumbuh ke arah kebenaran.
Berbahagia dan bersukacitalah, oleh karena didikanNya berarti bahwa Tuhan menganggap kita sebagai anakNya yang Dia kasihi. Haleluya!
“Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa. Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula. ” Ayub 5:17-18
Hidup Yang Menghasilkan Buah
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” Yoh 15:16
Begitu besar kasih yang Tuhan berikan bagi kita, sehingga kita dapat memperoleh anugerah keselamatan yang dari padaNya. Dia telah memilih kita sebagai umatNya untuk dapat masuk ke dalam kerajaan Sorga.
Tetapi itu tidak berarti bahwa tugas kita berhenti sampai di situ. Tuhan mau agar hidup kita dapat menjadi berkat bagi orang lain, yaitu dengan menghasilkan buah. Buah yang tetap dan tidak akan hilang itu adalah buah Roh. “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu” (Gal 5:22-23)
Sama seperti buah dari sebuah pohon tidak dinikmati oleh pohon itu sendiri, tetapi dinikmati oleh orang banyak, demikian juga hidup kita. Tuhan inginkan agar hidup kita senantiasa dipenuhi dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetian, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Buah Roh yang muncul dari kehidupan kita akan menjadi berkat bagi banyak orang, sehingga orang lain akan merasakan betapa nikmatnya kasih, sukacita dan damai sejahtera yang daripada Allah.
Bagaimana agar hidup kita senantiasa menghasilkan buah Roh ?
1. Hidup di dalam Tuhan
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku” Yoh 15:4
Ranting yang menghasilkan buah adalah ranting yang masih menempel pada batangnya. Jika ranting sudah terlepas dari batangnya maka ia akan mati.
Demikian juga dengan hidup kita, kita harus senantiasa tinggal di dalam Dia. Kita harus hidup sesuai dengan firman Tuhan. Hanya dengan hidup di dalamNya kita bisa berbuah. Kasih, sukacita, kesabaran dan buah Roh lainnya tidak dapat kita buat-buat. Damai sejahtera tidak bisa didapatkan dari keindahan maupun kenikmatan dunia ini. Buah Roh datangnya hanya ketika hidup kita berjalan seturut dengan firmanNya.
2. Hidup dipimpin oleh Roh Kudus
“Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging” Gal 5:16
Keinginan Roh dan keinginan daging merupakan dua hal yang bertentangan dan tidak dapat disatukan (Gal 5:17). Keinginan daging jelas sekali dinyatakan pada Gal 5:19-21. Bila kita masih menuruti keinginan daging, maka hidup kita tidak akan menghasilkan buah.
Biarlah hidup kita senantiasa dalam pimpinan Roh Kudus. “Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh” Gal 5:24
Miliki jam doa yang rutin setiap hari. Minta Roh Kudus menuntun langkah hidup kita sepanjang hari. Roh Kudus akan memampukan kita untuk dapat berjalan seturut dengan perintahNya, sehingga hidup kita dapat menghasilkan buah.
Hidup yang menghasilkan buah akan menghasilkan bibit-bibit baru bagi kerajaan Sorga. Begitu banyak manusia yang belum menikmati indahnya kasih Allah. Melalui hidup kita yang berbuahlah dapat mereka nikmati kasih Allah tersebut.
Ketika buah Roh muncul dalam kehidupan kita, hidup kita akan menjadi berkat bagi banyak orang. Dan tentunya berkat tersebut akan terus mengalir lagi bagi setiap orang yang percaya kepadaNya.
Pertandingan Iman: Memenangkan Mahkota
pertandingan-iman-memenangkan-mahkota“Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.” 1 Korintus 9:25
Dalam setiap pertandingan olahraga, selalu ada hadiah yang disediakan bagi pemenang. Dan setiap peserta pertandingan/perlombaan akan berusaha dengan maksimal agar mereka dapat memperoleh apa yang mereka kejar.
Merupakan suatu kebanggaan yang tak ternilai ketika kemenangan itu dapat diraih. Bahkan kita dapat melihat satu kota atau satu negara yang merayakan kemenangannya jika tim yang mewakili mereka dapat meraih juara. Tim tersebut akan dielu-elukan dan diarak ke seluruh kota.
Tentunya mereka meraih posisi juara bukan tanpa perjuangan. Berbagai latihan keras mereka jalani agar mendapatkan performa yang maksimal. Kedisiplinan dalam berlatih harus terus dipertahankan agar mereka dapat menjadi juara. Berbagai teknik dan strategi diterapkan agar mereka dapat bersaing dengan lawannya dan memenangkan pertandingan.
Dan bagi mereka yang benar-benar mempersiapkan latihannya dengan sangat baik akan memperoleh juara dan menerima piala/medali atas kemenangannya.
Dalam hal kerohanian, ternyata kita juga harus menjalankan/mengikuti pertandingan/perlombaan iman. Kita tidak hanya menerima keselamatan dari Kristus saja, tetapi kita diwajibkan untuk mengikuti perlombaan iman.
“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.” Ibrani 12:1
Tentu saja kita tidak sekedar mengikuti perlombaan itu tanpa memperoleh hasil. Sama dengan perlombaan/pertandingan olahraga, mahkota juara juga disediakan Tuhan bagi setiap kita yang dapat menyelesaikan perlombaan dengan baik. Dan mahkota yang disediakan bukan sekedar mahkota yang fana dan dapat pudar seperti piala/medali yang diperoleh olahragawan, tetapi merupakan mahkota yang kekal dan abadi, yang jauh lebih mulia dan berharga dibanding mahkota di dunia ini (1 Kor 9:25).
.
Bagaimana kita dapat mengikuti pertandingan/perlombaan yang diwajibkan ini dan bahkan meraih mahkota yang Tuhan sediakan?
1. Menanggalkan semua beban dan dosa
“Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita.” Ibrani 12:1
Jika seorang olahragawan mengikuti pertandingan dengan membawa sebuah tas yang tidak diperlukan dalam pertandingan tersebut, maka tas tersebut justru akan menjadi beban bagi dia dalam bertanding. Beban itu akan menganggu performanya sehingga akan mempersulit dia untuk meraih posisi juara.
Sama juga dengan beban hidup kita dan juga dosa yang masih kita perbuat, akan menganggu kerohanian kita. Beban hidup bisa berupa amarah, kekecewaan, sakit hati, iri hati, kesombongan, keputusasaan, keras hati dan lain sebagainya.
Jika kita masih membawa beban-beban tersebut dan melakukan dosa dalam kehidupan kita, maka kita akan kesulitan untuk dapat bertanding secara iman. Kita akan sulit berdoa, sulit membaca Firman Tuhan, sulit mengasihi sesama, sulit mengampuni dan masih banyak hal lagi yang akan menjadi sulit untuk dilakukan ketika masih ada beban dan dosa dalam hidup kita.
Bagaimana mungkin kita dapat mengikuti pertandingan iman bahkan meraih mahkota jika kita masih membawa beban hidup dan melakukan dosa?
Mari tanggalkan segala beban dan dosa yang dapat menghalangi kita untuk menjalani pertandingan iman.
.
2. Melatih diri
“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.” 1 Korintus 9:26
Pertandingan bagi seorang olahragawan tidak hanya berpusat kejuaraannya saja, tetapi merupakan proses. Proses dimulai dari latihan fisik, latihan beban, latihan teknik, latihan strategi, kerjasama tim, pola makan yang baik, pola hidup yang baik, pola tidur yang baik dan lainnya. Semua aspek dijalani dengan baik dan terencana agar dapat memperoleh performa yang maksimal ketika bertanding.
Demikian juga dalam pertandingan iman, kita harus menjalani kehidupan rohani kita dengan seksama. Kita harus melatih hidup kita agar kita menjadi kuat dalam iman. Iman yang kuat dan bertumbuh tidak diperoleh dalam sekejap saja, tetapi merupakan iman yang dibina hari lepas hari dengan tuntunan Firman Tuhan.
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Ibrani 10:25
Melalui ibadah, doa, pembacaan Firman Tuhan, mengasihi sesama, mengampuni orang yang menyakiti kita, membantu sesama, menghormati orang tua, menjalankan pekerjaan dan bisnis secara jujur, tidak kompromi dengan dosa, menjaga kekudusan pernikahan, tidak mengikuti pergaulan yang buruk dan masih banyak lagi yang dapat kita lakukan untuk melatih hidup kita agar dapat menjalani pertandingan iman dengan baik.
“Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” 1 Timotius 4:7b-8
.
3. Berlomba dengan tekun
“…. dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.” Ibrani 12:1
Kesuksesan dalam pertandingan tidak diraih dalam waktu singkat. Banyak olahragawan yang memulai pelatihannya sejak usia dini dan mereka juga banyak menemui kekalahan dalam pertandingan-pertandingan yang dijalaninya. Tetapi kekalahan yang mereka alami tidak membuat mereka putus asa dan mundur. Jika mereka mengalami kekalahan, mereka akan kembali berlatih dan lebih giat lagi berlatih agar mereka dapat meraih kemenangan pada pertandingan berikutnya.
Ketekunan yang mereka jalani pasti akan membuahkan hasil yang manis pada waktunya. Olahragawan-olahragawan sukses yang berada di sekitar kita merupakan sosok-sosok yang bertekun dalam berlatih, bangkit dari kekalahan dan terus berlatih hingga meraih kemenangan.
Kegagalan dalam kehidupan kita merupakan hal yang biasa terjadi. Tidak ada kesuksesan yang tanpa diawali dengan kegagalan. Bahkan Thomas Alfa Edison mengalami kegagalan sebanyak 9.998 kali sebelum dia sukses menemukan lampu pijar. Dan setelah itu dia menemukan banyak alat dan telah dipatenkan semuanya dengan jumlah 1.093 penemuan. Dia mengatakan bahwa:
“Saya sukses, karena saya telah kehabisan apa yang disebut dengan kegagalan”
“Jenius adalah 1 persen ide cemerlang dan 99 persen kerja keras”
Ketekunan dalam menjalani pertandingan iman yang diwajibkan bagi kita merupakan hal yang penting. Jangan menyerah ketika kita menemui berbagai masalah yang berat, jangan menyerah ketika kita disakiti oleh orang terdekat kita, jangan kecewa ketika keadaan tidak seperti yang diharapkan, jangan putus asa ketika tidak ada jalan keluar. Tuhan pasti akan memberikan kita kekuatan untuk menanggung semua yang kita alami.
Tetap setia mengiring Yesus, tetap tekun berdoa dan beribadah, tetap mengasihi sesama kita, tetap mengampuni orang yang menyakiti hati kita, tetap melayani walaupun banyak yang mengecewakan.
Ketekunan kita pasti akan membuahkan hasil. Tuhan akan memberikan upah bagi setiap orang yang setia. Iman kita akan bertumbuh menjadi kuat. Dan setiap kegagalan yang kita alami justru akan mempersiapkan kita untuk sesuatu yang lebih besar, untuk meraih kemenangan dan sekaligus mahkota yang abadi.
.
Mari jalani pertandingan iman yang diwajibkan bagi kita, persiapkan diri kita untuk dapat menjalani pertandingan dengan baik dan jalani pertandingan dengan tekun, maka kita akan melihat karya Tuhan yang luar biasa terjadi dalam kehidupan kita. Haleluya!
“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.” Ibrani 12
Sumber :Pelita Hidup
Tujuan Hidup: Bekerja Memberi Buah
Tujuan Hidup: Bekerja Memberi Buah“Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” Filipi 1:22a
Begitu banyak hal yang harus kita hadapi selama kita masih hidup di dunia ini. Masalah tidak akan pernah habis-habisnya, tetapi akan terus datang. Menjadi pengikut Kristus bukan berarti bahwa kita akan terlepas dari masalah, tetapi kita akan mendapat kekuatan dari Tuhan untuk dapat melalui masalah tersebut.
Rasul Paulus sendiri juga menyadari hal tersebut. Dia mengalami begitu banyak masalah dalam hidupnya. Tidak hanya masalah biasa, tetapi hingga aniaya dan penderitaan yang hampir merenggut nyawanya.
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Filipi 1:21
Rasul Paulus mengerti bahwa jika dia sudah tidak ada di dunia ini lagi, dia tidak akan mendapat berbagai masalah lagi dan tidak perlu bersusah-payah seperti yang dia alami saat itu. Tetapi dia tetap menyadari bahwa hidupnya adalah milik Kristus. Dan jika dia masih hidup, dia harus terus bekerja untuk menghasilkan buah bagi kemuliaan nama Kristus.
Kita banyak melihat anggota keluarga, teman, kenalan dan orang-orang yang sudah dipanggil Tuhan lebih dahulu. Mereka yang telah percaya kepada Yesus akan menerima upahnya di Sorga. Mereka telah lebih dahulu menjalankan tugas yang diberikan Tuhan bagi mereka dan tugas mereka telah selesai.
Lalu bagaimana dengan kita yang masih hidup? Sama seperti yang disampaikan oleh Rasul Paulus, kita harus menyadari bahwa kita hidup dengan suatu tujuan. Dan kita mempunyai tugas untuk menghasilkan buah bagi Kerajaan Sorga, baik itu buah pertobatan, buah pelayanan, buah jiwa-jiwa dan lainnya.
Kita dapat melayani Tuhan di manapun kita berada. Pelayanan bagi jiwa-jiwa tidak hanya di dalam gereja saja, tetapi juga di luar gereja. Begitu banyak jiwa yang belum terjangkau dan belum mengenal Kristus. Melalui setiap pribadi kita, Tuhan dapat memakai hidup kita untuk menjadi saksi Kristus. Orang-orang di sekitar kita akan melihat kehidupan yang kita jalani sehingga mereka akan mendapat berkat melalui kehidupan kita.
Mari kita terus bekerja untuk memberi buah bagi Kristus. Tidak ada kata selesai selama kita masih hidup di dunia ini. Kalaupun saat ini kita masih belum tahu apa yang harus kita lakukan, lakukan saja kebaikan dan perintah-perintah yang Tuhan Firmankan. Dengan menjalani hidup sesuai dengan Firman Tuhan, tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan, kita telah ikut ambil bagian untuk memberi buah bagi Kristus.
Tidak hanya itu saja, bagi kita yang bekerja di dunia sekuler, biarlah kita bekerja dengan sungguh-sungguh. Bagi yang berwirausaha, biarlah melakukan usahanya sesuai dengan nilai kebenaran. Bagi yang sedang studi, biarlah belajar dengan rajin. Bagi yang ada dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, biarlah tetap melayani dengan hati yang murni. Apapun yang kita kerjakan, biarlah itu kita lakukan dengan sungguh-sungguh seperti kita melakukannya untuk Tuhan.
Tuhan akan terus menambahkan talenta bagi setiap pribadi yang tekun dan setia menjalani pekerjaannya dan melakukan perintahNya. Dia akan terus mengangkat hidup kita dan Dia akan senantiasa memberikan kekuatan bagi hidup kita.
Ada saatnya kita merasa lelah, tetapi jika kita mengalami kelelahan tersebut, biarlah kita datang kepada Tuhan. Dia akan memberikan kekuatan baru bagi hidup kita. Dan kita tidak akan pernah berhenti bekerja untuk memberi buah. Haleluya!
“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. ” Yesaya 40:31
Langganan:
Postingan (Atom)