About Me

Foto Saya
IMAGE KUPANG
Lihat profil lengkapku

Rabu, 28 September 2011

Makna Relasi yang Sehat

Ada tiga pengembara singgah di sebuah kota. Warga kota itu tak pernah bergembira, sebab mereka hidup egois. Mereka mengerjakan segala sesuatu sendiri dan untuk dirinya sendiri. Mereka juga suka mencurigai semua orang. Termasuk kepada tiga pengembara kelaparan yang duduk di tengah alun-alun kota mereka. Tiga pengembara itu membuat api, lalu merebus sebuah batu. “Apa yang kaubuat?” Tanya seorang anak yang lewat. “Kami membuat sup batu yang sangat enak,” kata si pengembara, “tetapi akan jauh lebih enak jika ditambah sesiung kecil bawang,” lanjutnya. Anak itu pun berlari dan mengambilkan bawang. Orang-orang kota itu mulai penasaran. Mereka mengintip dan menengok satu persatu. “Sup ini akan jauh lebih enak jika ditambah wortel dan tomat. Seiris kecil daging juga membuat rasanya jauh lebih baik.” Didorong rasa ingin tahu yang kuat, mereka membawakan satu persatu bahan yang disebut para pengembara. Alhasil, jadilah sup yang enak (tentu setelah batunya dibuang) dan penduduk kota mulai menikmatinya. Untuk pertama kalinya penduduk kota itu meniadakan rasa curiga dan mengalami indahnya hidup berbagi dalam kebersamaan. Pemazmur menyebutkan betapa baiknya apabila kita hidup bersama dengan rukun. Tidak cuma berarti tinggal bersamasama, tetapi saling menerima dan saling berbagi dalam kasih. Hidup rukun tanpa prasangka, yang menghalangi interaksi dengan sesama. Hidup harmonis ini bukan saja mendatangkan kebahagiaan bagi kita, melainkan juga bagi Allah. Seperti kata pemazmur 133, “… sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat ... KESATUAN DAN KEBERSAMAAN Sebagian besar dari orang Kristen ingin rukun dengan orang di sekitar kita, keluarga kita, teman, tetangga, sesama pekerja dan sesama orang percaya. Kita ingin ada perasaan yang baik di antara kita, menikmati rasa kesatuan dan kebersamaan. Apakah Anda tahu bahwa Tuhan ingin hal sama bagi kita? Itu dinyatakan Paulus dalam surat untuk Efesus. Dalam 3 pasal pertama dia menunjukkan bagaimana Tuhan mengasihi kita dan apa yang telah Dia lakukan bagi kita, terutama bagaimana Dia menyatukan kita dalam satu tubuh. Kemudian Paulus berkata, “...Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera...” (Efesus 4:1-6) Apakah Anda menangkap maksudnya? Adanya suatu kesatuan dalam iman Kristen yang sekarang bisa dinyatakan dalam hubungan kita dengan sesama. Kita bisa rukun dengan sesama dalam kasih dan damai, dan menikmati kebersamaan karena kita satu dalam Kristus. KEHIDUPAN KRISTEN YANG SEHAT Kehidupan Kristen yang sehat berkaitan dengan relasi, baik relasi dengan Allah maupun dengan sesama. Relasi yang baik dengan Allah merupakan sumber kuasa di dalam menjalani relasi dengan sesama. Tanpa relasi yang baik dengan Allah, relasi kita dengan sesama akan diwarnai oleh kompetisi (persaingan) untuk menjadi lebih unggul dalam hal kekayaan, kekuasaan, kepopuleran, dan sebagainya. Sebaliknya, relasi yang sehat dengan Allah akan membuat kita memperjuangkan tujuan Allah melalui kehidupan kita, sehingga relasi kita dengan sesama akan diwarnai oleh kasih, pengertian, dan sikap yang membangun. Sumber :GKPB .NET

Langkah menuju kekudusan

1. Memagari diri melalui firman-Nya. Alkitab adalah firman Tuhan. Untuk menjaga hidup yang selaras firman, maka membaca Alkitab adalah keharusan. Alkitab ibarat pagar yang menjaga kita dari segala kecurangan. Menjauhi firman-Nya sama artinya menjauhkan diri dari hati Allah. Firman Tuhan berfaedah untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik dalam kebenaran. 2. Bersikap konsisten. Menjaga pergaulan yang akrab dengan Allah diperlukan sikap konsisten. Sikap tak kenal lelah, walaupun tindakan yang sama harus terus dilakukan. Tak ada kesalahan yang begitu buruk atau dosa yang begitu besar, sehingga Dia tak mampu memulihkan. Tugas kita adalah mengambil keputusan untuk mengubah diri dan berkomitmen menjaga hidup kudus. 3. Menyadari status Anda. Siapakah diri Anda yang sebenarnya? Anda adalah milik Allah. Karena Anda milik-Nya, maka Anda harus berperilaku sesuai dengan status Anda sebagai anak Tuhan. Tanpa punya visi untuk hidup kudus, maka Anda sukar mencapainya. 4. Jagalah mata dan hati Anda. Penglihatan lebih menginspirasi imajinasi Anda, daripada lima indera yang lain. Bisa dikatakan bahwa hati Anda ditentukan juga mata Anda. Karena apa yang dilihat mata, sebagian besar menentukan hasrat. Mata adalah pelita tubuh. Jika mata Anda baik, teranglah seluruh tubuh Anda. Ingatlah bahwa Allah menciptakan Anda untuk tujuan agung yakni memuliakan Dia. Menjaga kesehatan , baik jasmani dan rohani adalah wujud hidup kudus Anda. SUMBER :GKPB.NET

KESOMBONGAN

Ketika bertemu dengan orang yang kita kenal dan ia tidak menegur atau pura-pura tidak kenal, maka kita menyebutnya orang yang sombong. Ketika ada orang yang suka berbicara besar serta memamerkan keberhasilan-keberhasilan yang diraihnya, maka kita menyebutnya orang yang sombong. Orang kaya yang tidak mau bergaul dengan orang miskin juga biasanya disebut sebagai orang yang sombong. Kesombongan-kesombongan seperti ini memang sangat mudah kita ketahui, tetapi sesungguhnya sifat sombong bisa bersembunyi jauh di dalam hati dan tidak langsung kelihatan. ALASAN KESOMBONGAN Seseorang menjadi korban kesombongan karena beberapa alasan: 1.Hidup berpusat pada diri sendiri. 2.Perasaan-perasaan yang tidak pernahmerasa cukup. 3.Ketidakdewasaan dan ketidaksanggupan untuk menghadapi tanggung jawab. 4.Ketidakmampuan untuk menangani kekayaan, kedudukan, dan berkat-berkat yang telah diberikan Allah. 5.Kesombongan membuat kita merasa lebih baik daripada orang lain. Kita dibutakan oleh kesombongan dan membuat kita melupakan Tuhan. Kesombongan selalu memberi penekanan berlebihan terhadap diri sendiri. Hati kita perlu berpusat pada Allah dan bukan pada diri sendiri. Apa yang kita pikirkan, rasakan, miliki, dan inginkan bukanlah hal yang penting. Jika kita menetapkan tujuan tanpa mempertimbangkan peran dari Allah, maka kita akan berada pada kesombongan dan sedang menuju masalah besar. KONSEKUENSI KESOMBONGAN Berikut ini berbagai konsekuensi dari kesombongan dalam kehidupan orang percaya: 1.Kesombongan merusak persekutuan kita dengan Allah. 2.Kesombongan menuntun pada hubungan yang rusak dengan sesama. 3.Kesombongan menghambat berkat Allah dan menyebabkan kita kehilangan upah. 4.Kesombongan mengurangi kepenuhan dalam hubungan dengan Dia. 5.Kesombongan akan mengurangi keefektifan kita sebagai seorang pemimpin. 6.Kesombongan membuat kita menyenangkan orang-orang yang membangun ego kita. 7.Kesombongan menyediakan tempat bagi kita untuk membuat kesalahan-kesalahan yang bodoh. 8.Kesombongan menghentikan pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita. 9.Kesombongan menyebabkan rasa enggan untuk berdoa. 10.Kesombongan menyebabkan kita lebih mementingkan diri sendiri daripada Allah. Jika masih terselip kesombongan di dalam hati kita, mintalah agar kuasa Tuhan memampukan kita untuk terbebas dari kesombongan yang hanya akan menghancurkan hidup kita. Marilah kita mengejar kerendahan hati dengan cara melatih diri setiap hari melalui kuasa firman-Nya. LANGKAH-LANGKAH MENGATASI KESOMBONGAN 1. MENGAKUI. Menyadari bahwa kesombongan ada dalam diri Anda. Sebelum Anda berurusan dengan kesombongan, Anda perlu mengakuinya. Anda tidak perlu untuk terus-menerus hidup dalam keadaan sombong. Sebelum Allah dapat sepenuhnya mengubah hidup Anda, Anda perlu mengambil keputusan untuk berbalik dari setiap dosa yang akan memisahkan Anda dari Dia. 2. MINTA PENGAMPUNAN. Katakan kepada-Nya bahwa Anda tidak menginginkan apapun dalam hidup ini yang dapat memisahkan Anda dari kasih-Nya. 3. MINTA KEKUATAN DAN PERTOLONGAN TUHAN. Merupakan hal yang penting untuk mengakui kesombongan, tapi Anda tidak dapat berhenti di sini. Teruslah melangkah dan mintalah kekuatan-Nya untuk meninggalkan semua kesombongan yang Anda miliki dalam hidup. Mintalah juga kepada-Nya agar Dia memberikan kepada kita hikmat untuk mendeteksi ranjau kesombongan sebelum Anda mendekatinya. 4. INGATLAH ANUGERAH-NYA BAGI ANDA. Anda tidak perlu tinggal dalam masa lalu, tetapi Anda tentu saja perlu mengingat bahwa setiap hari anugerah Allah memelihara hidup Anda. Pada saat Anda mengizinkan sikap tidak bersyukur bertumbuh dalam hati Anda, maka Anda berada pada posisi nyaris menginjak ranjau kesombongan. 5. FOKUSLAH KEPADA-NYA. Mintalah kepada Allah untuk menolong Anda mengingat kembali hal-hal baik yang telah Dia lakukan dalam hidup Anda, dan berhentilah membandingkan diri Anda dengan orang lain. Sumber :GKPB NET

Senin, 26 September 2011

Kalahkan KEJAHATAN

Tidak dapat dipungkiri, bahwa saat ini kejahatan makin bertambah-tambah dimana-mana. Jadi adalah satu kesia-siaan, kalau mengharapkan kejahatan akan makin berkurang. Bahkan dikatakan, pada akhir jaman ini "kejahatan akan makin menjadi-jadi, sehingga kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Manusia akan cuek, hilang perasaan belas kasihannya pada sesamanya. Dengan mudah orang bisa saling membunuh untuk alasan yang sangat sepele. Ada orang yang mati dibakar oleh penduduk satu kampung, hanya karena tertangkap basah, mencuri beberapa kaos di jemuran. Dimana belas kasihan itu? Disamping itu kejahatan mulai unjuk gigi, semua kejahatan memiliki satu ciri, yaitu selalu menebar terornya, orang dibuat lumpuh oleh intimidasinya. Dalam menghadapi kejahatan kita belajar seperti yang ditulis didalam doa Bapa Kami, ada satu kalimat yang bunyinya,”...lepaskanlah kami dari yang jahat” dalam bahasa Inggris bunyinya “...deliver us from evil” Sama halnya setiap pagi kita minta diberi makan secukupnya, maka Tuhan Yesus mau setiap pagi, kita minta di bebaskan atau dilepaskan dari yang jahat. Paulus mengajarkan bukan hanya minta dilepaskan, tapi Paulus sesuatu yang lebih serius lagi yaitu “kalahkan kejahatan” dalam bahasa Inggris ... conquer evil atau overcome evil with good Dunia masih ingat apa yang terjadi pada tanggal 11 September beberapa tahun yang lalu, ketika para teroris membajak pesawat terbang dan menabrakkannya ke Pentagon, dua gedung pencakar langit di New York, dan sebidang ladang di Pennsylvania, dunia dengan cepat menyebutnya sebagai tindak kejahatan. Daya hancur dari kejahatan yang hebat ini bahkan telah membuat orang-orang merasa lumpuh dan tidak berdaya. Dan itulah hal terdahsyat yang diperbuat oleh kejahatan, yakni membuat kita merasa tidak berdaya. Yang mati saat itu sekitar 3000 orang, tetapi yang ketakutan akibat dari kejadian itu ada milyaran penduduk dunia, mereka dicekam takut dan kuatir yang luar biasa. INI ADALAH BENTUK AKIBAT DARI KEJAHATAN YANG PALING BERBAHAYA…YAITU MELUMPUHKAN. Kebanyakan kita mengalami kejahatan dalam skala yang lebih kecil dan pribadi. Kepada kita, Rasul Paulus menjabarkan respons yang BENAR untuk atasi kejahatan. 1. 1.JAUHILAH KEJAHATAN (Roma 12:9) sama dengan LEPASKANLAH KAMI DARI YANG JAHAT. 2.JANGAN BALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN (Roma 12:17) 3.KALAHKAN KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN. KORBAN sesungguhnya dari kejahatan adalah KEBAIKAN, kebaikan yang dirancang Allah sebagai bagian dari ciptaan untuk dinikmati oleh semua orang (Kej. 1:4-31). TAPI LEBIH MENGEJUTKAN LAGI, KETIKA KITA TAHU KORBAN DARI KEJAHATAN ITU, JUGA MERUPAKAN PENAKLUK DARI KEJAHATAN ITU SENDIRI (Rm. 12:21). Roma 12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! Kejahatan sepertinya merajalela di semua berita, tetapi kebaikan Allah lebih kuat, dan Dia menghendaki kita supaya menggunakan kebaikan demi nama-Nya untuk menaklukkan musuh-Nya. Bagaimana caranya, 1. RENDAHKANLAH DIRIMU. Badai Petir Jawatan Cuaca Nasional menyarankan agar saat terjebak badai petir, maka kita harus, ·Berlutut ·Tubuh didorong sedepan dan serendah mungkin ·Letakan tangan diatas lutut Tujuannya agar kita tidak menjadi konduktor yang menyalurkan listrik ke bumi. TAMBAHAN, Keberhasilan pengamanan maksimum akan sangat tergantung seberapa rendah posisi tubuh kita. MAKIN RENDAH, MAKIN BAIK, MAKIN MAKSIMAL. 2. BERI KESEMPATAN ALLAH UNTUK BEKERJA. Banyak orang yang berkata, "Apa yang Tuhan bisa lakukan dalam hidup saya, soalnya sampai sekarang saya tidak pernah merasakan campur tangan Allah dalam hidup saya?". Sebenarnya Dia sedang dan terus bekerja, tapi Dia mengizinkan kita untuk menentukan berapa banyak pekerjaan yang dapat Dia lakukan didalam hidup kita. Kebenaran ini ditunjukkan dalam Markus 6 saat Yesus mencoba melakukan mukjizat di kota kelahiran-Nya. Karena orang-orang hanya menganggap Dia sebagai anak tukang kayu dan bukan sebagai Anak Allah, mereka membatasi apa yang akan dilakukan-Nya bagi mereka (ayat 5). Oleh karena itu Yesus melanjutkan perjalanan-Nya ke kota lain. Saya berusaha keras menjadi orang Kristen yang baik. Tapi setelah melalui suatu pengalaman yang berat, saya menemukan, bahwa tanpa Dia kita tidak mampu berbuat apa-apa: orang Kristen yang kuat adalah mereka yang tanpa malu mengakui kelemahan mereka dan bersandar pada kekuatan Kristus. Semakin lama saya belajar bergantung kepada Allah, semakin banyak kesempatan yang saya berikan kepada Allah dan semakin banyak saya melihat Allah bekerja dalam hidup saya. Selama Perang Dunia II, 300.000 pasukan tentara elit Inggris terkurung pada sebuah desa nelayan kecil di Perancis dan mereka dikelilingi oleh pasukan Jerman yang berteknologi tinggi. TANK DAN PESAWAT TEMPUR DENGAN KEMAMPUAN JELAJAH YANG MENAKJUBKAN. LALU orang-orang Inggris mulai berdoa, menyelenggarakan pertemuan doa nasional dan mereka mulai berseru kepada Tuhan. Perdana Menteri Winston Churchill berdoa pada bangku paduan suara di Katedral Westminster. Seluruh pekerja berdoa di pabrik mereka. Para ibu rumah tangga berdoa di rumah mereka dan para siswa berdoa di sekolah mereka. Secara ajaib, cuaca di Perancis berubah. Hujan yang sangat lebat turun pada hari penyerangan yang telah direncanakan, SEHINGGA TANK DAN PESAWAT JERMAN TERJEBAK LUMPUR DAN LUMPUH TOTAL. Tuhan mendengar dan menjawab doa mereka. Akhirnya seluruh 300.000 tentara Inggris itu dapat melarikan diri dengan selamat. Kejadian menakjubkan yang merupakan jawaban doa dari Tuhan ini terekam dalam catatan sejarah perang Inggris. 3. KALAHKAN KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN, TUMPUKAN BARA DIATAS KEPALANYA. KEBIASAAN MESIR KUNO, BILA ADA ORANG YANG MENYESAL. Sebuah kemungkinan latar belakang budaya, di luar Alkitab, mengenai hubungan antara bara api dan penyucian dosa- kejahatan dapat dilihat dalam adat Mesir kuno “di mana seseorang yang menyesali kesalahannya menunjukkan penyesalan atas kesalahan tersebut dengan membawa satu piring bara api di atas kepalanya”. Beberapa komentator memandang hal ini sebagai latar belakang langsung dari Amsal yang dikutip oleh Paulus (Amsal 25:21-22). Berdasarkan pembahasan di atas, tujuan "menumpukkan bara api" ARTInya adalah: membalas kejahatan dengan kebaikan, pelaku kejahatan itu mungkin akan menyesal. Hasil inilah yang diharapkan. Jika seorang musuh diperlakukan dengan baik, jika kejahatan dibalas dengan kebaikan, maka kejahatan itu akan dikalahkan; lawan akan mengalami pembaruan pikiran, perubahan orientasi dari gelap kepada terang. Jadi sekalipun kejahatan makin menjadi-jadi, tapi jangan sampai kita dikalahkan, apalagi diintimadasi, memang benar hanya yang sanggup berttahan sajalah yang akan menang. Tidak ada pilihan lain, kalahkan kejahatan segera! Kalahkan kejahatan dengan KEBAIKAN, tumpukan bara diatas kepalanya. God bleS Sumber: GKPB NET

TUHAN Adalah Baik

“Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada -Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.” Ratapan 3:25 Alan satu kelas yang paling saya sukai dipusat kebugaran tempat di mana saya berolah-raga adalah “Body Balance”. Kelas ini merupakan kombinasi dari gerakan-gerakan peregangan (stretching), keseimbangan (balancing), dan penguatan (strengthening). Pada segmen keseimbangan, biasanya kita akan diarahkan untuk melakukan beberapa posisi yang membutuhkan konsentrasi dan keseimbangan. Misalnya “tree pose” (berdiri tegak dengan satu kaki), atau “aeroplane” (posisi seperti pesawat terbang), atau “star pose” (berdiri dengan satu kaki dengan posisi diagonal). Semuanya membutuhkan keseimbangan yang tinggi. Tips yang selalu diingatkan oleh instruktur pada saat melakukan pose-pose tersebut adalah bahwa kami harus fokus kepada satu titik saja di hadapan kami. Dengan demikian maka kita akan dapat lebih mudah melakukan pose-pose tersebut dan bertahan, tanpa bergerak (moving) atau gemetaran (shaking). Dear Parents, bukankah dalam kehidupan ini kita juga membutuhkan keseimbangan yanga sangat tinggi? Bukankah setiap aspek dan peranan dalam kehidupan kita harus berjalan seiring dan selaras? Dalam tantangan, ketika kita harus berdiri dengan satu kaki sambil mempertahankan semua hal agar tetap pada tempatnya, apakah yang menjadi titik fokus kita? Menyeimbangkan dan menyelaraskan peranan sebagai seorang suami atau isteri, orangtua, anak, pengusaha atau eksekutif, dan anggota masyarakat membutuhkan balance skill yang tinggi. Dan kita hanya akan dapat bertahan apabila kita fokus kepada satu titik di hadapan kita, yaitu Tuhan dan semua kebaikan-Nya. Mempertahankan sebuah pose keseimbangan membutuhkan kekuatan dan ketenangan. Demikian juga mempertahankan semua aspek dalam kehidupan kita agar tetap seimbang, membutuhkan ketenangan dan kekuatan. Kita hanya akan berhasil kuat dan tenang apabila kita menyadari bahwa Tuhanlah sumber kekuatan kita, dan kebaikan-Nya berlimpah bagi orang-orang yang berharap kepadanya. Hari hari kita akan terasa ringan ketika semua hal berjalan dengan baik dan pada tempatnya. Akan tetapi ada hari-hari ketika semua sepertinya “bersatu untuk menghancurkan” kita. Saya yakin para ibu mengerti dengan apa yang saya maksudkan, bahkan kemungkinan besar juga mengalaminya. Ada hari ketika peralatan elektronik di rumah tiba-tiba tidak berfungsi pada saat dibutuhkan, pada saat yang bersamaan anak-anak juga mengalami gangguan kesehatan, para “domestic helper” (supir atau pembantu rumah tangga atau nanny) semuanya cuti, ada meeting yang sangat penting di kantor, dan… suami sedang tugas ke luar kota. Lengkap, bukan? Inilah saat ketika fokus kita tidak boleh kita arahkan kepada semua masalah dan gangguan yang ada. Justru sebaliknya fokus kita harus kita pusatkan kepada satu titik di hadapan kita, yaitu Tuhan. Bahwa Ia akan memampukan kita menjalani apa pun masalah yang kita hadapi, dan kebaikan-Nya cukup bagi kita; bahkan lebih dari yang kita butuhkan. Jadi, mari kita arahkan pandangan kita dan fokus hanya kepada satu titik di hadapan kita, yaitu Tuhan dan segala kebaikan-Nya. Maka kita akan menemukan kekuatan dan ketenangan untuk menjalani semua tanggung jawab dengan seimbang.

Alarm Hati

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa tempat yang termudah untuk tetap bersikap mementingkan diri sendiri adalah di rumah? Ada dorongan untuk berbudi baik terhadap orang lain, tetapi dengan keluarga Anda sendiri, Anda tergoda untuk membiarkan diri sendiri mendapat lebih banyak hak istimewa yang serakah. “Sebelum saya menjadi Kristen, saya bersikap lebih sopan dan baik hati kepada kawan-kawan daripada kepada keluarga saya sendiri. Saya lebih menuntut dan kurang memaafkan terhadap mereka yang sangat mengasihi saya daripada terhadap orang lain. Tetapi setelah saya menjadikan Yesus sebagai Tuhan dari hidup saya, saya sadar bahwa itu semua harus berubah. Kami mulai belajar melalui Firman Tuhan betapa pentingnya keserasian di dalam keluarga kami. Kami belajar bahwa jika kami sepakat agar kuasa Allah (Matius 18:19) bekerja dalam hidup kami, maka kami tidak boleh membiarkan pertengkaran berada di rumah tangga kami.” Ujar Gloria dan suaminya dalam sebuah artikel di sebuah majalah konseling. FUNGSI ALARM HATI Alarm siaga merah seharusnya berbunyi setiap kali kita mengorbankan orang-orang yang kita kasihi demi kepentingan diri sendiri. Ini dapat terjadi saat kita sibuk berusaha menjadi terkenal, mencari uang, atau menaiki jenjang karier di perusahaan. Seorang hamba Tuhan berkata “ Tidak ada keberhasilan di dunia ini yang dapat mengimbangi kegagalan di rumah.” Pepatah berkata: “ Tempat paling gelap di mercusuar adalah di dasarnya sendiri. “ Pepatah ini kadang-kadang dapat berlaku bahkan dalam keluarga-keluarga terbaik sekalipun. Kita mungkin saja terkenal di dunia karier, pelayanan, masyarakat, atau lingkungan tetangga, tetapi tidak terkenal di rumah. Kita menggampangkan orang-orang yang paling kita sayangi, mengabaikan orangorang yang paling penting, dan membuat mereka menderita. Tanpa disadari, kita telah menjadi monster “egois” dan “terasing” di rumah kita sendiri. Ingatlah, satu tanda peringatan dini tentang kehidupan yang rumit adalah saat hubungan-hubungan terdekat mulai redup dan api kehangatan rumah tangga mulai padam. SIRENE ROH KUDUS Kita hidup dalam masyarakat yang maju pesat, dunia yang penuh persaingan keras. Namun ada sirene Roh Kudus yang bergema di dalam hati kita: Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2). Jika kita dapat mendeteksi tanda-tanda peringatan dini, kita dapat menghindari banyak kehancuran dan kesepian. Barbara Bush, seorang negarawan mengatakan: “Kesehatan negara besar ini tidak ditentukan oleh apa yang terjadi di Gedung Putih, tetapi oleh apa yang terjadi di rumah Anda.” Jadi, renungkanlah seberapa besar kita mau menyadari bahwa kita telah mengorbankan kepentingan orang-orang di keluarga kita, hubungan-hubungan terdekat kita, demi ambisi dan keegoisan kita. Kini, maukah Anda mengubahnya?
MEMERANGI SIFAT MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI 1. Ketahui sumbernya. Kita mesti memahami sumber sikap mementingkan diri sendiri kita, apakah sumbernya adalah karena kelebihan materi, sifat egois, atau karena kita terlalu banyak menerima sehingga kita menuntut semua orang memberikan yang sama. 2. Kembangkan empati. Bertanya, jika orang berada pada posisi saya, apa yang akan mereka lakukan. Pertanyaan ini bertujuan untuk menempatkan diri pada posisi orang, melihat dari kacamata orang, merasakan dari perasaan orang, sebab itulah yang telah mati dalam hidupnya. 3. Kuatkan iman. Berimanlah kepada Tuhan yang memelihara hidup kita, Dia tidak meninggalkan kita. Jadi jangan takut kehilangan, waktu kita melepaskan hak jangan takut rugi waktu kita berkorban, ada Tuhan yang melihat, ada Tuhan yang memberi berkat, ada Tuhan yang mencatat perbuatan manusia. 4. Kebaikan. Amsal 3:27, "Janganlah menahan kebaikan daripada orangorang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." Ayat ini memang sulit dikerjakan oleh orang yang suka mementingkan diri sendiri, tapi Tuhan meminta kita jangan menahan kebaikan, jangan menahan kebaikan padahal kita mampu memberikan kebaikan itu. 5. Sikap melayani. Sikap yang sama sekali tidak mementingkan diri sendiri, tetapi sebaliknya memikirkan apa yang bisa diberikan demi kebaikan orang lain. Pembantu rumah tangga mempunyai profesi melayani, tetapi belum tentu memiliki sikap melayani. Suatu perbedaan yang tampaknya kecil, tetapi berarti di mata Tuhan. Ketika Anda melayani, Anda sedang mengkontribusikan potensi Anda ke dalam visi Tuhan. Pada waktu itu, Tuhan akan memultiplikasikan potensi dan benih kebesaran itu menjadi sesuatu yang tidak pernah Anda pikirkan sebelumnya. Anda akan menjadi orang yang diberkati luar biasa. Sumber :GKPB NET

Melangkah Dengan Imanmu

“Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu–sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai–maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho.” Yosua 3:15-16 Ketika bangsa Israel akan memasuki Tanah Perjanjian, terlebih dahulu mereka harus menyeberangi Sungai Yordan. Pada saat itu air sungai cukup tinggi, karena airnya sedang meluap. Walau begitu, Tuhan tetap memerintahkan mereka untuk menyeberangi sungai tersebut. Di bawah pimpinan Yosua, bangsa Israel menyeberangi sungai tersebut dengan iman. Mereka melangkah tanpa keraguan sedikitpun. Dan sungai itu terbelah ketika mereka menapaki kaki mereka di atas sungai tersebut! Mujizat terjadi. Dalam kehidupan yang kita jalani, seringkali kita dituntut untuk melangkah dengan penuh keberanian iman. Kita tidak akan tahu apakah sesuatu akan berhasil, jika kita tidak berani melangkah/ melakukan sesuatu. Dengan keberanian percaya kita kepada Tuhan, ketika kita melakukan sesuatu pekerjaan dengan iman kita, maka Tuhan akan bekerja melalui iman kita. Mujizat terjadi ketika kita berani melangkah dengan iman. Mujizat tidak akan terjadi jika kita tidak melakukan apapun. Kita boleh tahu dan mengerti firman Tuhan, kita boleh kuat berdoa, tetapi ketika kita tidak berani melangkah untuk berbuat sesuatu, maka mujizat tidak akan terjadi. Tuhan senantiasa memberikan pertolongan bagi manusia. Tetapi harus ada kerjasama dari manusia, agar mujizatNya bisa nyata dalam kehidupan kita. Ketika kita melangkah dengan iman, melakukan segala sesuatu dengan keberanian percaya kita, maka pertolongan Tuhan akan mengalir dalam kehidupan kita, mujizatpun terjadi. “Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” “ (Mat 14:28-30). Petrus dengan iman melangkah dan berjalan di atas air. Tetapi ketika dia mulai melihat keadaan sekeliling, muncul ketakutan dan keraguan. Muncul pertanyaan dalam dirinya. Logikanya mulai berjalan dan mulai berpikir bahwa tidaklah mungkin untuk berjalan di atas air. Di saat itulah Petrus mulai tenggelam. Singkirkan segala ketakutan, keraguan, kekuatiran dan logika yang ada di pikiran kita. Jangan terpengaruh oleh keadaan sekitar. Percaya dan yakin bahwa Tuhan beserta dengan kita. Biarlah langkah iman senantiasa bekerja dalam setiap langkah hidup kita. “Jawab Yesus: “Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” “ (Mar 9:23). Sumber : Pelita Hidup

Kumpulan Lagu Hillsong

Kembali Kepada Kasih Yang Semula

Kembali Kepada Kasih Yang Semula“Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. *courtesy of PelitaHidup.com Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” Wahyu 2:2-5 Menjadi pengikut Kristus tentunya merupakan suatu kebanggaan bagi kita semua. Kita dapat melayani Dia dalam kehidupan kita. Tidak hanya pelayanan di gereja saja, tetapi dalam keluarga, pekerjaan dan di lingkungan kita, kita dapat tetap melayani Tuhan. Ketika kita mengasihi keluarga kita, kita juga ikut melayani Tuhan. Ketika kita bekerja dengan sungguh-sungguh, maka kita juga ikut melayani Tuhan. Ketika kita bersosialisasi dan membantu sesama kita di lingkungan, maka kita juga ikut melayani Tuhan di sana. Setiap tindakan dan perilaku kita yang mencerminkan kasih Kristus akan menjadi berkat bagi orang-orang di sekeliling kita. Ketika teman kita berada dalam masalah, kita memberikan penghiburan, dorongan dan kata-kata motivasi sehingga dia dapat bangkit kembali dari keterpurukan. Ketika kita menolong orang-orang yang berada dalam kesusahan, mereka mendapatkan kebahagiaan dari pertolongan yang kita berikan. Dan masih banyak lagi hal yang dapat kita lakukan untuk dapat menjadi saksi Kristus di dalam kehidupan kita. Tetapi seiring dengan perjalanan kita mengikut Tuhan, semua hal yang awalnya kita lakukan dengan semangat yang menyala-nyala, pada akhirnya menjadi suatu kebiasaan rutin. Dan bahkan menjadi kebiasaan yang membosankan bagi kita untuk dilakukan. Pada akhirnya kita menjalankan semua pelayanan kita hanya karena formalitas saja, supaya orang melihat bahwa kita masih melayani sesama kita baik di gereja, di kantor, di lingkungan, di keluarga dan lain-lainnya. Secara fisik kita tetap melakukan apa yang dilihat orang sebagai pelayanan atau melayani pekerjaan Tuhan. Tetapi jauh di dalam hati kita sudah tidak ada lagi semangat, passion dan kerinduan yang dalam untuk menjalankannya. Bahkan kegiatan yang kita lakukan justru menjadi beban berat bagi hidup kita. “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” Wahyu 2:4-5 Satu hal yang perlu kita ingat bahwa ketika kita melayani Tuhan dan pekerjaanNya, maka kita harus tetap membawa Kristus hidup di dalam hati kita. Roh di dalam kita harus senantiasa menyala-nyala agar setiap yang kita kerjakan dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Ketika kita melakukannya hanya karena formalitas atau rutinitas biasa saja, maka kita sedang dalam posisi mundur/menjauh dari Tuhan. Oleh karen itu kita harus kembali lagi kepada Tuhan. Kita harus memperbaiki hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Kita harus mendekat lagi kepada Tuhan agar kasih Kristus dapat kembali memenuhi hidup kita. Ingatlah kembali ketika kasih yang mula-mula itu memenuhi hidup kita. Betapa bersemangatnya kita menjalani kehidupan pada masa itu. Betapa antusiasnya kita melayani Tuhan dimanapun kita berada. *courtesy of PelitaHidup.com “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.” Yakobus 4:8a Tuhan senantiasa menunggu kita datang kembali kepada Dia. TanganNya selalu terbuka bagi kita, bahkan dalam kondisi hidup kita yang buruk sekalipun. Mari kembali kepada kasih yang semula itu. Berdoa dan mintalah kepada Tuhan agar Dia memperbaharui kita dengan kasihNya yang baru. Mintalah agar kasihNya memulihkan dan membasahi hati kita yang mulai kering. Mintalah agar RohNya dapat memenuhi kembali hidup kita dan menyegarkan hidup kita, sehingga kita mendapat semangat yang baru dalam menjalani kehidupan kita. Begitu banyak jiwa-jiwa yang membutuhkan kasih Kristus dialirkan melalui kehidupan kita. Begitu banyak jiwa juga yang masih berada dalam kegelapan dan butuh akan terang kebenaran Kristus memancar dari hidup kita. Mari kembali kepada kasih Tuhan dan jadikan hidup kita sebagai saksi dan teladan Kristus. Haleluya! “Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” Wahyu 7:15-17Kembali Kepada Kasih Yang Semula“Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” Wahyu 2:2-5 Menjadi pengikut Kristus tentunya merupakan suatu kebanggaan bagi kita semua. Kita dapat melayani Dia dalam kehidupan kita. Tidak hanya pelayanan di gereja saja, tetapi dalam keluarga, pekerjaan dan di lingkungan kita, kita dapat tetap melayani Tuhan. Ketika kita mengasihi keluarga kita, kita juga ikut melayani Tuhan. Ketika kita bekerja dengan sungguh-sungguh, maka kita juga ikut melayani Tuhan. Ketika kita bersosialisasi dan membantu sesama kita di lingkungan, maka kita juga ikut melayani Tuhan di sana. Setiap tindakan dan perilaku kita yang mencerminkan kasih Kristus akan menjadi berkat bagi orang-orang di sekeliling kita. Ketika teman kita berada dalam masalah, kita memberikan penghiburan, dorongan dan kata-kata motivasi sehingga dia dapat bangkit kembali dari keterpurukan. Ketika kita menolong orang-orang yang berada dalam kesusahan, mereka mendapatkan kebahagiaan dari pertolongan yang kita berikan. Dan masih banyak lagi hal yang dapat kita lakukan untuk dapat menjadi saksi Kristus di dalam kehidupan kita. Tetapi seiring dengan perjalanan kita mengikut Tuhan, semua hal yang awalnya kita lakukan dengan semangat yang menyala-nyala, pada akhirnya menjadi suatu kebiasaan rutin. Dan bahkan menjadi kebiasaan yang membosankan bagi kita untuk dilakukan. Pada akhirnya kita menjalankan semua pelayanan kita hanya karena formalitas saja, supaya orang melihat bahwa kita masih melayani sesama kita baik di gereja, di kantor, di lingkungan, di keluarga dan lain-lainnya. Secara fisik kita tetap melakukan apa yang dilihat orang sebagai pelayanan atau melayani pekerjaan Tuhan. Tetapi jauh di dalam hati kita sudah tidak ada lagi semangat, passion dan kerinduan yang dalam untuk menjalankannya. Bahkan kegiatan yang kita lakukan justru menjadi beban berat bagi hidup kita. “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” Wahyu 2:4-5 *courtesy of PelitaHidup.com Satu hal yang perlu kita ingat bahwa ketika kita melayani Tuhan dan pekerjaanNya, maka kita harus tetap membawa Kristus hidup di dalam hati kita. Roh di dalam kita harus senantiasa menyala-nyala agar setiap yang kita kerjakan dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Ketika kita melakukannya hanya karena formalitas atau rutinitas biasa saja, maka kita sedang dalam posisi mundur/menjauh dari Tuhan. Oleh karen itu kita harus kembali lagi kepada Tuhan. Kita harus memperbaiki hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Kita harus mendekat lagi kepada Tuhan agar kasih Kristus dapat kembali memenuhi hidup kita. Ingatlah kembali ketika kasih yang mula-mula itu memenuhi hidup kita. Betapa bersemangatnya kita menjalani kehidupan pada masa itu. Betapa antusiasnya kita melayani Tuhan dimanapun kita berada. “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.” Yakobus 4:8a Tuhan senantiasa menunggu kita datang kembali kepada Dia. TanganNya selalu terbuka bagi kita, bahkan dalam kondisi hidup kita yang buruk sekalipun. Mari kembali kepada kasih yang semula itu. Berdoa dan mintalah kepada Tuhan agar Dia memperbaharui kita dengan kasihNya yang baru. Mintalah agar kasihNya memulihkan dan membasahi hati kita yang mulai kering. Mintalah agar RohNya dapat memenuhi kembali hidup kita dan menyegarkan hidup kita, sehingga kita mendapat semangat yang baru dalam menjalani kehidupan kita. Begitu banyak jiwa-jiwa yang membutuhkan kasih Kristus dialirkan melalui kehidupan kita. Begitu banyak jiwa juga yang masih berada dalam kegelapan dan butuh akan terang kebenaran Kristus memancar dari hidup kita. Mari kembali kepada kasih Tuhan dan jadikan hidup kita sebagai saksi dan teladan Kristus. Haleluya! “Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” Wahyu 7:15-17 Sumber: Pelita Hidup

Minggu, 25 September 2011

Download Easy-Worship 2009

Download Easy-Worship 2009
Software Easy Worship 2009 ini sangat berguna untuk menampilkan lirik pada slide sewaktu kebaktian. Fitur di dalam software ini pun bermacam-macam. Anda tidak akan menyesal bila mendownload software ini. Jika Anda memerlukan software ini, Anda bisa mendownloadnya di sini.Easy Worship 2009.rar Terima kasih. GBU.

Meraih Berkat Melalui Cara Pandang Yang Benar

“Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus’ ” Lukas 23:43 Bacaan Firman Tuhan: Lukas 23:33-43
Yesus disalibkan di tempat yang bernama Tengkorak. Dalam bahasa Latin disebut Kalvari, kalau dalam bahasa Aram disebut Golgota. Bersama Yesus ada juga dua orang penjahat yang disalibkan, yaitu disebelah kiri dan di sebelah kanan Yesus. Kedua penjahat itu telah ikut menghujat Yesus bersama dengan banyak orang yang menonton penyaliban Yesus, yaitu imam-imam kepala, bersama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-ngolok Yesus. Perkataan yang mereka lontarkan pada Yesus, sungguh mengejek dan menghina. Salah satu dari dua penjahat yang ikut disalibkan bersama dengan Yesus memperoleh berkat keselamatan dari Yesus. Banyak orang yang beranggapan bahwa berakhirlah sudah kehidupan Yesus di kayu salib itu. Yesus diangggap hina, dan tidak punya kuasa lagi. Namun salah satu dari penjahat itu memiliki cara pandang yang benar tentang penyaliban Yesus, sehingga ia memperoleh berkat anugerah keselamatan. Seperti apakah cara pandang yang benar untuk meraih berkat yang Tuhan sediakan? *courtesy of PelitaHidup.com . 1. Tidak ikut arus yang salah Pada awalnya penjahat ini mengikuti orang banyak, ikut menghujat Yesus (Matius 27:44). Ia kemudian mengubah cara pandangnya yang salah, dan menyadari adalah sebuah kekeliruan jika tidak memandang pada Yesus dan kuasa kebangkitanNya. Penjahat ini juga menyadari bahwa ia adalah orang jahat yang seharusnya tidak layak mendapat anugerah dari Tuhan. Penjahat ini tidak mau lagi ikut arus keadaan yang dilihatnya, seperti banyak orang, pemimpin-pemimpin menghujat Yesus dan prajurit-prajurit mengolok-ngolok Yesus. Ia mengubah pendiriannya. Penjahat itu mengubah cara pandangnya tentang Yesus. Penjahat itu mengalihkan perhatiannya dari Yesus yang menderita tersalib bersama dengannya, kepada Yesus yang akan menang dan akan datang sebagai Raja. Itulah alasan baginya untuk menghargai Yesus, dengan ucapannya kepada Yesus, : “Yesus, Ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja”, dalam ayat 42. Sekiranya ia belum merubah cara pandangnya itu, masih mempertahankan cara pandangnya yang lama tentang Yesus, sama seperti mereka yang menghujat Yesus, maka ia tentu tidak mungkin berkata demikian kepada Yesus. Tetapi penjahat itu melawan kenyataan tersebut, tidak ikut arus lagi, karena ia telah memiliki sebuah cara pandang yang benar tentang Yesus. Iapun berubah, yang tadinya ikut menghujat Yesus menjadi orang yang menghargai Yesus dan mengagungkanNya sebagai Raja. Penjahat itu kini lebih percaya pada kebenaran Yesus daripada kenyataan penderitaan yang sedang terjadi dialami oleh Yesus. Barangkali dalam menghadapi persoalan kehidupan ini, kita sudah tak berdaya lagi, karena dikuasai oleh persoalan yang sulit, mungkin dalam masalah pekerjaan, ekonomi, keluarga, sakit penyakit, fitnah atau akibat dari kesalahan/dosa yang kita perbuat. Persoalan itu terasa begitu berat, rumit dan mungkin telah menyiksa bathin dan jiwa kita. Dalam keadaan seperti ini rasanya semuanya telah hancur, tidak ada orang yang menolong, tidak ada harapan lagi untuk perbaikan, kesembuhan atau pemulihan, selain pasrah pada masalah, dengan susah dan sedih hati. Bila hal ini sedang dialami, ubahlah cara pandang itu karena hal ini akan membuat putus asa dan tawar hati serta menjadi lemah dan tak berdaya. “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu”, Amsal 23:10. Masalah boleh ada, persoalan boleh datang bertubi-tubi tapi milikilah cara pandang yang benar, sebab dengan cara pandang yang benar kita akan tetap menjadi kuat. Jangan pasrah pada keadaan, jangan menyerah begitu saja, jangan setuju dengan keadaan yang merugikan dan menyakitkan itu, jangan hanyut ikut arus masalah itu, lakukan suatu hal yaitu melawan masalah itu dengan sebuah cara pandang baru yang benar, bahwa diatas segala persoalan yang sulit itu ada Yesus yang sanggup menolong dan memulihkan. “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang”, Amsal 23:18. Jangan pandangi masalah itu, yang dapat menekan dan menghimpit kita, sehingga ketika kita ikut larut di dalamnya maka membuat kita tidak berdaya dan menjadi lemah dan pasrah pada masalah. Alihkanlah perhatian kepada FirmanNya yang pasti digenapiNya bagi setiap orang percaya. Pandanglah kepada Yesus yang empunya segala kuasa itu. Ingatlah bahwa Allah yang kita sembah ialah Allah yang penuh kasih. Dia akan memberikan anugerahNya kepada setiap orang yang menaruh harapannya kepadaNya, dan penjahat itupun memperoleh berkat anugerah keselamatan dari Yesus. . 2. Menanggalkan keegoisan dan mau bertobat Awalnya penjahat itu telah ikut menghujat Yesus, namun kemudian ia tidak malu untuk mengemis belaskasihan dari Yesus, ia melawan kedagingannya, dengan menanggalkan keegoisannya. Ia tidak gengsi untuk meminta belaskasihan Yesus. Penjahat itu telah mengubah cara pandangnya tentang Yesus, bahwa Yesus tidak bersalah, Yesus adalah orang benar. Pada ayat 39 sampai 41, digambarkan di sana bahwa teman dari penjahat itu tetap menghujat Yesus, dengan meminta supaya mereka segera diselamatkan oleh Yesus yang disebut Mesias. Teman penjahat ini sangat egois, ia menuntut Yesus supaya mereka dibebaskan. Teman penjahat ini mengeluh tentang hukumannya, itulah sikap orang yang tidak mau bertobat. Tetapi penjahat itu menegur temannya dan mengatakan bahwa mereka berdua sepantasnyalah menerima hukuman itu karena setimpal dengan perbuatan mereka. Yang tidak pantas adalah Yesus yang harus menerima hukuman yang sama dengan mereka, padahal Yesus tidak berbuat sesuatu yang salah. Seperti yang dikatakan Pilatus kepada Imam-Imam kepala dan seluruh orang banyak itu: ”Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini”. (Lukas 23:4). Penjahat ini menyadari bahwa hukuman itu pantas dan layak ia terima, sebab itu ia tidak meminta pada Yesus supaya dibebaskan dari hukuman itu. Pertobatan adalah kemampuan untuk mengakui dosa dan menerima hukuman. Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita, oleh karena kesalahan ataupun dosa yang telah kita perbuat yang tanpa kita sadari. Kita merasa benar, oleh sebab itu kita seringkali menyalahkan orang lain, atau keadaan yang ada, bahkan ada yang menyalahkan Tuhan, mengganggap Tuhan tidak adil. Sekalipun kita benar dan Tuhan ijinkan masalah datang, hadapilah itu sebagai sebuah ujian, pasti ada maksud Tuhan yang baik bagi kita, supaya kita belajar tentang kebenaran Tuhan. “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”, Roma 8:28. Jika kita ditegur oleh Firman Allah, terimalah dengan hati yang terbuka, akui saja dihadapan Tuhan, sebab tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Pakailah Firman Allah sebagai alat untuk menilai segala sesuatu, terutama untuk mengevaluasi diri kita. Jangan keras hati, lawanlah keegoisan, sikap yang membenarkan diri, dengan merendahkan diri dihadapan Tuhan dan mengakui kesalahan. Tuhan tidak pernah membiarkan celaka orang yang mau merendahkan diri dihadapanNya. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”, 1 Yohanes 1:9. Penjahat itu menyadari bahwa ia orang berdosa, dan ia juga menyadari bahwa Yesus itu orang benar, percaya bahwa Yesus akan datang sebagai Raja. “Dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”, Matius 23:12b. Tatkala penjahat itu mau merendahkan dirinya dan meninggikan Yesus, maka Yesuspun mengangkatnya dengan memberikan anugerah keselamatan kepadanya. Anugerah adalah pemberian Allah dengan cuma-cuma, gratis, yang diberikan pada orang yang tidak layak menerimanya. Hidup kita dihadapan Tuhan adalah anugerah. Jangan bertahan pada keadaan yang dapat merugikan, jangan egois. Sekalipun kita telah berbuat salah, keliru, atau berdosa, asalkan mau bertobat, berbalik dari jalan-jalan hidup yang lama, datang merendahkan diri dihadapan Tuhan, maka akan dipulihkan oleh Tuhan, dan percayalah mujizat dan pertolongan Tuhan akan diperoleh. Mungkin rasa bersalah yang terus mengikuti, cara untuk menghilangkannya adalah dengan mengakui kesalahan itu dengan jujur dihadapan Tuhan. Pelanggaran yang belum diampuni akan mendatangkan jurang pemisah antara kita dengan Allah. Suatu pengakuan yang jujur adalah langkah untuk berdamai dengan Tuhan dan manusia, sebab yang Tuhan tuntut hanyalah, “Hanya akuilah kesalahanmu”, ( Yeremia 3: 13). Pengampunan dan kemurahan Allah tersedia bagi semua orang yang datang kepadaNya dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Pemulihan selalu disediakan Tuhan. “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi”, Amsal 28:13. . 3. Tidak mengandalkan pikiran manusia Akal sehat manusia bisa saja berkata “ Jika Yesus itu Tuhan, pasti Ia bisa selamatkan diriNya dari salib. Kenyataannya, Yesus tidak berdaya, dihina, disiksa, menderita dan disalibkan. Jelas, Ia bukan Tuhan, sebab Ia tidak berdaya, jadi mana mungkin aku menaruh kepercayaan kepadaNya?”. Itulah yang terjadi pada saat Yesus disalibkan, banyak orang beranggapan demikian, mengandalkan pikiran manusia, cara pandang mereka tentang Yesus adalah salah, sebab itu mereka menghujat Yesus. Yesus berkata: “Ya, Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, ayat 34a. Jalan pikiran mereka bukanlah kebenaran. Barangkali kita telah berdoa dan seolah-olah Tuhan tidak mampu menjawab doa-doa kita, Dia tidak dapat menolong kita, Dia tidak dapat mengerti keadaan kita, buktinya keadaan kita belum juga berubah. Cara pandang ini adalah salah. Penjahat itu tidak lagi mengandalkan pikiran manusia berdasarkan apa yang ia lihat sesuai kenyataan saat itu bahwa “Yesus tidak berdaya”. Penjahat itu tidak mau hanya melihat pada kenyataan Yesus yang disalibkan itu, tetapi ia melawan kenyataan itu dengan cara pandang yang benar yaitu melihat dengan hatinya yang beriman bahwa Yesus itu akan menang, yang akan datang sebagai Raja, penjahat itu mau melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh mata. Sebab itulah ia dengan berani dan percaya, berkata pada Yesus, agar Yesus kelak mengingat dirinya. Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”, ayat 43. Luar biasa tanggapan dan jawaban Yesus kepadanya, yang ia minta adalah supaya Yesus mengingatnya kelak, tetapi yang ia peroleh adalah suatu berkat anugerah yang sungguh besar, yaitu ia memperoleh keselamatan. Allah melakukan bagi kita bukan saja dari apa yang kita minta padanya melalui doa, tetapi Allah bahkan juga sanggup memberikan melebihi apa yang dapat kita pikirkan, dan doakan. “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.” Efesus 3:20. Kenyataan yang kita hadapi boleh saja jalan yang buntu, sudah tidak ada harapan, atau pintu sudah tertutup, namun kita bisa melawannya dengan memiliki cara pandang benar, mengandalkan iman. “Jawab Yesus: “Katamu: Jika Engkau dapat ? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Markus 9:23. Maksud dari pernyataan Yesus ini bukanlah segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia, tetapi memerlukan iman yang sungguh-sungguh percaya akan pekerjaan Tuhan yang sempurna. Kenyataan yang susah, buruk, dan mencemaskan selalu kelihatan oleh mata jasmanai kita. Kenyataan yang dilihat mata itu memang sulit untuk disangkal dan itu selalu mengkhawatirkan hati. Untuk menghadapi kenyataan ini adalah melawannya dengan cara pandang yang benar, yaitu menggunakan Firman Allah. . Masalah boleh ada untuk melatih diri kita agar dapat melihat yang tidak kelihatan dengan memakai kebenaran Firman Allah. Kenyataannya ialah semua orang menolak Yesus, dan menghujat Yesus yang disalibkan. Penjahat itu mau melawan kenyataan yang dilihatnya, dengan cara pandangnya yang benar, ia tidak ikut arus lagi, ia menanggalkan keegoisannya dan bertobat, serta tidak mengandalkan pikiran manusia. Penjahat itu tidak lagi mau dikuasai oleh keadaan yang lihat oleh matanya, ia melawan kenyataan itu, percaya pada Yesus yang disalibkan itu adalah sebagai orang benar dan akan menang, kemudian datang sebagai Raja. Karena itu, iapun memperoleh kehidupan yang kekal, yaitu berkat keselamatan dari Yesus. Kita akan berhasil ketika kita mau melawan kenyataan hidup yang pahit dan sulit itu, dengan cara pandang yang benar sesuai kebenaran Firman Allah. Kita harus terus belajar untuk menilai segala sesuatu dengan cara pandang yang benar, supaya kita dapat menerima berkat Tuhan. Percaya saja pada kemampuan Allah yang sanggup untuk menolong kita, maka kita pasti menerima berkat dan mujizatNya yang tidak terbatas itu. Tuhan memberkati saudara. “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” Wahyu 1:3. Sumber :Pelita Kasih

Berdoa Satu Jam Membawa Perubahan Besar

“Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?” Matius 26:40 Kisah dari ayat di atas telah kita ketahui dimana Tuhan Yesus mengajak ketiga muridNya ke Taman Getsemani untuk berdoa. Yesus tahu bahwa Dia akan mengalami penderitaan yang begitu berat di atas kayu salib. Oleh karena itu Dia pergi ke Taman Getsemani untuk berdoa kepada Bapa di sorga. Tetapi ketika Yesus sedang berdoa, ternyata ketiga orang muridNya tertidur. Mereka tidak sanggup bertahan untuk dapat berjaga menyertai Yesus yang sedang berdoa. Keadaan ini banyak dialami oleh umat Tuhan, dimana ketika mereka kurang disiplin dalam menjalankan kehidupan doa, sehingga banyak umat Tuhan mengalami kekalahan dalam menghadapi berbagai masalah. Kehidupan doa sangatlah penting bagi kehidupan kita. Ada kuasa yang bekerja melalui doa. Melalui doa, ada sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Apa yang kita dapatkan jika kita berdisiplin dalam berdoa? 1. Menjadi Kuat “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Mat 26:41 Tuhan Yesus mengingatkan muridNya bahwa manusia mempunyai kelemahan dalam hal kedagingan. Oleh karena itu Dia menyarankan murid-muridNya untuk berjaga-jaga di dalam doa, agar memperoleh kekuatan dalam menghadapi segala kelemahan. Di tengah kemajuan teknologi pada saat ini dan banyak kenikmatan yang tersedia, umat Tuhan harus senantiasa berdoa di dalam Tuhan agar dapat kuat dalam menghadapi berbagai cobaan atau godaan yang datang. Keinginan daging akan begitu kuat menguasai hidup kita jika kita tidak membangun kehidupan doa yang kuat. Melalui doa kita akan mendapat kekuatan untuk menolak segala keinginan daging yang ingin menguasai hidup kita. Melalui doa kita akan mendapat kemampuan untuk menjalani hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan. . 2. Kemampuan Menjalani Kehendak Bapa “Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Mat 26:39 Yesus tahu bahwa penderitaan yang akan dijalani bukanlah penderitaan biasa. Menjalani penyaliban merupakan tugas yang paling berat di atas muka bumi ini. Sebagai manusia, Dia menyadari bahwa Dia sendiri tak kuasa untuk menjalani penderitaan ini. Bahkan Dia meminta kepada Bapa di sorga untuk melalukan semuanya itu jika mungkin. Tetapi Yesus tahu bahwa Bapa di sorga menghendaki agar Dia menjalani semuanya itu. Melalui doa Yesus mendapat kekuatan untuk menjalaninya dengan sempurna. Ketika kita menghadapi suatu pergumulan yang sangat berat sekalipun, satu hal yang harus kita lakukan adalah datang padaNya dan sujud berdoa di bawah kakiNya. Tuhan akan memberikan kekuatan yang luar biasa, kekuatan supranatural (yang tidak kelihatan secara kasat mata), sehingga kita akan sanggup melalui/menjalani semua pergumulan yang ada. Bahkan kita akan menjalaninya sampai kita meraih kemenangan sebagaimana Yesus sendiri ditinggikan atas segalanya di muka bumi ini. Melalui doa kita akan sanggup melakukan segala kehendak Bapa dalam hidup kita. Segala rencanaNya akan digenapi dalam hidup kita jika kita datang sujud berdoa kepadaNya. . . Biarlah kita mulai mendisiplinkan diri kita untuk datang kepadaNya, sujud berdoa kepadaNya hari demi hari, agar kita memperoleh kekuatan dan kemampuan untuk melakukan kehendakNya. Kemenangan, kemuliaan dan kehormatan telah disediakan bagi setiap umatNya yang mau datang merendah di bawah kakiNya. Haleluya! . “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. ” 1 Pet 4:7“Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?” Matius 26:40 Kisah dari ayat di atas telah kita ketahui dimana Tuhan Yesus mengajak ketiga muridNya ke Taman Getsemani untuk berdoa. Yesus tahu bahwa Dia akan mengalami penderitaan yang begitu berat di atas kayu salib. Oleh karena itu Dia pergi ke Taman Getsemani untuk berdoa kepada Bapa di sorga. Tetapi ketika Yesus sedang berdoa, ternyata ketiga orang muridNya tertidur. Mereka tidak sanggup bertahan untuk dapat berjaga menyertai Yesus yang sedang berdoa. Keadaan ini banyak dialami oleh umat Tuhan, dimana ketika mereka kurang disiplin dalam menjalankan kehidupan doa, sehingga banyak umat Tuhan mengalami kekalahan dalam menghadapi berbagai masalah. Kehidupan doa sangatlah penting bagi kehidupan kita. Ada kuasa yang bekerja melalui doa. Melalui doa, ada sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Apa yang kita dapatkan jika kita berdisiplin dalam berdoa? 1. Menjadi Kuat “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Mat 26:41 Tuhan Yesus mengingatkan muridNya bahwa manusia mempunyai kelemahan dalam hal kedagingan. Oleh karena itu Dia menyarankan murid-muridNya untuk berjaga-jaga di dalam doa, agar memperoleh kekuatan dalam menghadapi segala kelemahan. Di tengah kemajuan teknologi pada saat ini dan banyak kenikmatan yang tersedia, umat Tuhan harus senantiasa berdoa di dalam Tuhan agar dapat kuat dalam menghadapi berbagai cobaan atau godaan yang datang. Keinginan daging akan begitu kuat menguasai hidup kita jika kita tidak membangun kehidupan doa yang kuat. Melalui doa kita akan mendapat kekuatan untuk menolak segala keinginan daging yang ingin menguasai hidup kita. Melalui doa kita akan mendapat kemampuan untuk menjalani hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan. . 2. Kemampuan Menjalani Kehendak Bapa “Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Mat 26:39 Yesus tahu bahwa penderitaan yang akan dijalani bukanlah penderitaan biasa. Menjalani penyaliban merupakan tugas yang paling berat di atas muka bumi ini. Sebagai manusia, Dia menyadari bahwa Dia sendiri tak kuasa untuk menjalani penderitaan ini. Bahkan Dia meminta kepada Bapa di sorga untuk melalukan semuanya itu jika mungkin. Tetapi Yesus tahu bahwa Bapa di sorga menghendaki agar Dia menjalani semuanya itu. Melalui doa Yesus mendapat kekuatan untuk menjalaninya dengan sempurna. Ketika kita menghadapi suatu pergumulan yang sangat berat sekalipun, satu hal yang harus kita lakukan adalah datang padaNya dan sujud berdoa di bawah kakiNya. Tuhan akan memberikan kekuatan yang luar biasa, kekuatan supranatural (yang tidak kelihatan secara kasat mata), sehingga kita akan sanggup melalui/menjalani semua pergumulan yang ada. Bahkan kita akan menjalaninya sampai kita meraih kemenangan sebagaimana Yesus sendiri ditinggikan atas segalanya di muka bumi ini. Melalui doa kita akan sanggup melakukan segala kehendak Bapa dalam hidup kita. Segala rencanaNya akan digenapi dalam hidup kita jika kita datang sujud berdoa kepadaNya. . . Biarlah kita mulai mendisiplinkan diri kita untuk datang kepadaNya, sujud berdoa kepadaNya hari demi hari, agar kita memperoleh kekuatan dan kemampuan untuk melakukan kehendakNya. Kemenangan, kemuliaan dan kehormatan telah disediakan bagi setiap umatNya yang mau datang merendah di bawah kakiNya. Haleluya! . “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. ” 1 Pet 4:7 Sumber : Pelita Hidup

Twitter

Time Kupang City

IMAGEKUPANG. Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Follow Us With Facebook

Silakan Follow ya

Pengikut

 

Postingan Populer

Copyright© 2011-2012 IMAGE KUPANG | Template Blogger Designer by : Jacky ' |
Template Name | IMAGE KUPANG : Version 0.1 | Nyonk Ambon