Jumat, 09 Maret 2012
KRISTEN SEJATI
Siapa Orang Kristen Sejati?
Oleh Pastor Kong Hee
Sebagai orang Kristen (baca: pengikutnya Tuhan Yesus Kristus), kita harus punya kerendahan hati untuk menerima keanekaragaman pengajaran en aliran yang ada. Kita nggak tau segala sesuatu. Siapapun yang ngomong, “Saya tau semua hal.”, “Denominasi sayalah yang sempurna.”, “Teologi saya dong yang terbaik.” Atau kata-kata lain yang mirip kayak gitu, menurut saya orang itu ada dalam bahaya besar. Karena kita sebetulnya nggak tau semua hal.
Gereja Baptis, misalnya lebih kuat dalam area memenangkan jiwa en baptisan air. Gereja Anglikan lebih baik dalam hal menyangkut tradisi gereja. Aliran Pentakosta lebih baik dalam hal perintisan gereja. Aliran Karismatik lebih baik dalam semua hal yang ada hubungannya sama Roh Kudus en kesembuhan ilahi. Nggak ada seorang pun yang punya segala sesuatu. Karena itulah kita perlu orang lain.
Begitu juga dengan gereja Katolik Roma yang saat ini jumlah umatnya sekitar 1 milyar. Menurut sejarah, gereja Katolik Roma emang pernah mengalami masa-masa kemunduran. Tapi kemudian Martin Luther juga Calvin muncul, en men-stop semua itu. Meski pernah mengalami kemunduran, tapi lama sebelum era tersebut, hampir semua doktrin dasar gereja berasal dari gereja Katolik Roma lho!
Jadi, siapa sebetulnya orang Kristen sejati? Menurut saya orang Kristen sejati adalah orang yang mencoba melakukan yang terbaik yang dia bisa untuk mengasihi Tuhan dan sesama. Orang yang mencoba melakukan yang terbaik untuk membaca alkitab en berdoa, melakukan kehendak Tuhan, setia dalam panggilan Tuhan untuk dirinya. Saya rasa nggak ada seseorang yang bisa benar-benar menilai siapa orang Kristen sejati, cuma Tuhan yang tahu. Saya juga nggak ingin jadi hakim yang bilang, “Oh, saya tahu semua yang ada di dalam hati Tuhan.”
Karena itu sekali lagi, kita nggak tau semua hal. Bahkan apa yang kita ketahui sekarang, bisa jadi salah. Apa yang kita pikir salah sekarang, bisa jadi malah benar. Ya, kan? Tuhan ijinkan semua itu. Tuhan adalah Bapa yang baik. Dia seperti seorang ayah yang punya banyak anak. Suatu waktu anak-anaknya berantem. Tapi, sang ayah tetap sayang sama semua anaknya. Begitu juga dengan Tuhan. Tuhan nggak bilang, “Yang ini yang benar, yang itu salah, yang itu benar...” Tuhan tetaplah Bapa untuk semua anak-anak-Nya, en Dia tetap bilang, “Hei.. kamu lakukan yang terbaik ya. Kamu juga, kamu juga, kamu juga… Itu udah cukup.” Apa intinya? Lakukan yang terbaik yang kita bisa lakukan dengan iman, en itu udah cukup buat Tuhan. Gak perlu saling menghakimi. Kalau kita nggak tahu segala sesuatu, kita jangan menghakimi. Nggak usah juga saling debat karena debat cuma akan buang waktu, plus gak ada hasilnya.
Sumber :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)